Lockdown Sejumlah Negara, Harga Minyak AS Terendah dalam 18 Tahun

Beberapa harga minyak berjangka lainnya juga turun

Jakarta, IDN Times - Harga minyak anjlok pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan minyak mentah berjangka AS mencapai tingkat terendah dalam 18 tahun terakhir. Hal ini terjadi karena pemerintah di seluruh dunia mempercepat penguncian (lockdown) untuk melawan pandemi COVID-19 yang menyebabkan permintaan bahan bakar global jatuh.

Minyak mentah berjangka AS bahkan telah kehilangan 56 persen selama 10 hari terakhir, dalam bentangan perdagangan 10 hari terburuk sejak kontrak diluncurkan pada 1983.

Minyak mentah berjangka AS turun setelah data mingguan AS menunjukkan penurunan yang signifikan dalam persediaan bensin dan solar. Stok minyak mentah naik dua juta barel, sementara persediaan bensin dan sulingan turun masing-masing 6,2 juta dan 2,9 juta barel.

1. Perkiraan harga minyak hingga akhir bulan

Lockdown Sejumlah Negara, Harga Minyak AS Terendah dalam 18 TahunKilang minyak Pertamina. IDN Times/Surya Aditya

Dikutip dari Antara, Permintaan minyak global pada akhir Maret dapat turun sebanyak delapan juta hingga sembilan juta barel per hari (bph), kata Goldman Sachs seperti dikutip Reuters.

Investor secara luas meninggalkan aset-aset berisiko lagi pada Rabu (18/3), setelah pasar ekuitas pulih pada Senin (16/3/). Saham AS merosot, dengan S&P 500 merosot tujuh persen, memicu penghentian perdagangan selama 15 menit, sementara tembaga berjangka jatuh 6,9 persen.

Baca Juga: Arab dan Rusia 'Bunuh Diri' Jika Tidak Berdamai Soal Harga Minyak

2. Harga minyak mentah lainnya juga rontok

Lockdown Sejumlah Negara, Harga Minyak AS Terendah dalam 18 TahunIDN Times/Holy Kartika

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) anjlok US$6,58 dolar atau 24,4 persen, menjadi menetap pada U$$20,37 dolar per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent jatuh 3,85 dolar AS atau 13,4 persen, menjadi ditutup di US$24,88 per barel, setelah merosot tajam ke posisi serendah US$24,52, tingkat terlemah sejak 2003.

“Pasar menurun. Pasar mencoba mencari titik terbawah dan sepertinya tidak dapat menemukannya,” kata Gene McGillian, wakil presiden penelitian di Tradition Energy di Stamford, Connecticut. "Ada ketakutan akan keruntuhan ekonomi karena apa yang diwakili oleh virus ini, secara global."

3. Arab dan Rusia jadi biang keladi

Lockdown Sejumlah Negara, Harga Minyak AS Terendah dalam 18 TahunAntara

Pasar minyak sudah terhuyung-huyung setelah Arab Saudi bulan ini memutuskan untuk secara dramatis meningkatkan pasokan ketika kerajaan itu dan Rusia tidak mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi guna mengantisipasi permintaan yang lebih lemah.

Arab Saudi sejauh ini mengabaikan permohonan untuk bertindak menyeimbangkan pasar, mengulangi rencana untuk mempertahankan produksi lebih dari 12 juta barel per hari, yang akan menjadi rekor.

"Segala sesuatunya berubah dengan sangat cepat - kami memiliki satu peristiwa ekstrem yang bertabrakan dengan yang lain," kata John Saucer, wakil presiden penelitian di Mobius Risk Group di Houston.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok, Penerimaan Pajak Februari 2020 Ikutan Loyo

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya