Luhut: Jokowi dan Trump Bertelepon Tiap Bulan Bahas Rencana Investasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan melakukan pembicaraan kerja sama investasi multilateral antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat (AS), Minggu (17/5). Pembicaraan kerja sama ini sudah lima kali dilakukan dan yang terbaru akan digelar besok.
“Tanggal 17 ini nanti video call antara Abu Dhabi dengan Washington dengan Jakarta, jadi untuk membicarakan bagaimana format kerja sama itu,” kata Luhut dalam wawancara bersama Radio Republik Indonesia (RRI) yang dilansir pada Sabtu (16/5).
1. Tinggal mengatur waktunya saja
Luhut mengaku sudah berbicara dengan pihak pemerintah AS di Washington DC pada Jumat pagi. Rencana pembicaraan kerja sama investasi ini, kata Luhut, tinggal mengatur hal yang menyangkut soal perbedaan waktu.
“Dengan Abu Dhabi beda 5 dengan Washington beda 12 jam jadi kita ngatur. Tapi pada prinsipnya karena sudah beberapa kali pembicaraan bukan pembicaraan pertama,” katanya.
Baca Juga: Luhut Sebut Penanganan COVID-19 dan Ekonomi Harus Seimbang
2. Jokowi dan Trump janjian saling menelepon setiap bulan
Editor’s picks
Luhut lalu melaporkan kerja sama itu ke Presiden Joko Widodo. Bahkan menurutnya, Jokowi telah sepakat dengan Presiden AS Donald Trump untuk saling menelepon setiap bulannya.
“Kalau bisa tiap bulan Trump menawarkan. Kalau perlu tiap bulan, malah tiap minggu kita bicara lewat telepon, jadi bagus,” ujarnya.
3. Indonesia dan AS sudah mengawali kerja sama
Luhut mengaku optimistis dengan kerja sama ketiga negara ini. Terlebih sebelumnya Indonesia dan Amerika Serikat telah mengawali kerja sama coal to methanol (CTM) dengan PT Bakrie Capital Indonesia dan PT Ithaca Resources dengan Air Products and Chemicals, Inc senilai US$2,5 miliar.
“Kami tadi malam juga baru kita tandatangani US$2,5 miliar. Itu nilai proyeknya akan nanti meningkat sampai kira-kira ke US$7 miliar dalam mungkin dua tahun ke depan,” ujar Luhut.
Baca Juga: Telepon Donald Trump, Jokowi Minta Bantuan Ventilator untuk COVID-19