Masyarakat Panik, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Melorot hingga 4,5 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa semakin melorot seiring dengan kepanikan masyarakat terhadap virus corona. Hal itu dikatakan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya 4,5 persen.
"Setelah dampak corona kalau bisa capai 4,5 persen saja sudah bagus. Kalau lihat situasi ini. Tergantung kepanikan masyarakat. Kalau terus-terusan (panik) bisa sampai 4,5 atau kurang," kata Hariyadi di Jakarta, Kamis (12/3).
1. Terlihat kepanikan saat presiden mengumumkan Indonesia positif virus corona
Hariyadi mengatakan kepanikan itu terlihat saat Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya suspect virus corona di Indonesia pada 2 Maret lalu. "Hal ini betul-betul berdampak negatif terhadap ekonomi kita," kata dia.
Saat itu, Jokowi mengumumkan kasus pertama virus corona di Indonesia. Jokowi menyampaikan, kasus tersebut diketahui pemerintah setelah adanya isu warga negara asing (WNA) Jepang yang positif terkena virus corona setelah berkunjung ke Indonesia.
"Begitu ada informasi bahwa orang Jepang yang ke Indonesia kemudian tinggal di Malaysia dan dicek di sana positif corona, tim dari Indonesia langsung telusuri," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (2/3).
Jokowi menjelaskan, tim dari Indonesia telah menelusuri jejak WNA tersebut. Ternyata, WNA Jepang itu positif terkena virus corona setelah menemui anaknya di Indonesia.
Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2020 Dinilai Tidak Realistis
2. Revisi target pertumbuhan ekonomi
Editor’s picks
Hariyadi yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mengatakan pihaknya merevisi target pertumbuhan ekonomi. Di APINDO, awalnya mereka menargetkan 5,2 persen. Namun kini berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4,5 persen.
"Kalau bisa capai 4,5 persen saja sudah bagus kalau lihat situasi ini," katanya.
"Target hotel dan restoran berubah. Rata-rata hotel dari sisi tumbuh 10-12 persen. Kalau ini (karena virus corona) mungkin tumbuh 5 persen," tambahnya.
3. Langkah kontradiktif pemerintah
Hariyadi juga mempertanyakan langkah pemerintah melarang berbagai kegiatan dan aktivitas saat terjadi wabah virus corona. Namun di satu sisi pemerintah juga mau menyegerakan dan mendorong belanja masyarakat.
"Satu sisi mereka juga melarang kegiatan. Ini jadi kontradiktif," ujarnya.
Langkah ini membuat sektor pariwisata terdampak. Menurutnya, hal ini terlihat sejak pertengahan Januari lalu. "Tapi pertengahan Januari itu masih daerah tertentu, Manado, Bali dan Batam," katanya.
Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb
Baca Juga: Menkeu Sebut Wabah Virus Corona Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Global