Mau Genjot Ekonomi Kreatif? Indonesia Butuh SDM Unggul

Ekonomi kreatif bisa jadi tulang punggung perekonomian

Jakarta, IDN Times - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang terampil dan berpendidikan untuk menjawab kebutuhan pasar ekonomi di era digital. SDM unggul juga diharapkan dapat menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

“Saat ini jumlah penduduk usia produktif kita begitu besar dan kita harus mempersiapkan mereka agar menjadi SDM yang terampil, siap menjawab tantangan ekonomi digital, bahkan hingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani di sela-sela perhelatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bidang Industri Kreatif Kadin di Hotel Sultan, Jakarta (7/11).

1. Indonesia harus manfaatkan bonus demografi

Mau Genjot Ekonomi Kreatif? Indonesia Butuh SDM UnggulKepala Seksi Pemberdayaan Industri Subdirektorat IKM Sandang dan kulit, Direktorat IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, Kemenperin, Siti Nurkomariyah saat memberikan pengarahan ke peserta Bimbingan dan Sertifikasi SKKNI IKM Pakaian Jadi di Surabaya, Senin (4/11). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Menurut Rosan, Indonesia harus dapat mengambil manfaat maksimal dari bonus demografi dengan jumlah angkatan kerja usia muda yang tinggi.

"Saat ini sangat penting untuk mencetak SDM yang memiliki keterampilan di bidang teknologi serta industri kreatif guna menyambut peluang besar di era ekonomi digital," katanya.

Baca Juga: Pelaku Usaha Khawatir Bekraf Hilang Peran, Ini Penjelasan Wishnutama

2. Catatan positif ekonomi kreatif Indonesia

Mau Genjot Ekonomi Kreatif? Indonesia Butuh SDM UnggulIDN Times/Muhammad Khadafi

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif, Erik Hidayat mengatakan saat ini Industri kreatif semakin penting untuk dikembangkan sebagai upaya mendukung kesejahteraan dan perekonomian nasional. Menurutnya, kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama dan bahwa industri di abad ke-21 akan sangat tergantung pada produksi pengetahuan melalui kreativitas dan inovasi.

Berdasarkan catatan Kadin, pada tahun 2017 ekonomi kreatif menyumbang PDB hingga Rp1.000 triliun, kemudian meningkat Rp1.105 triliun di tahun 2018, dan diprediksi bertumbuh menjadi Rp1.211 triliun di tahun 2019.

"Dari angka tersebut, ada tiga subsektor unggulan yang menyumbang pertumbuhan tertinggi yakni kuliner, fashion dan kriya. Sedangkan film, musik dan pengembangan aplikasi dan permainan menjadi subsektor prioritas," kata Erik.

3. Indonesia kembangkan industri kreatif berbasis desain, media, elektronik dan budaya.

Mau Genjot Ekonomi Kreatif? Indonesia Butuh SDM Unggulhumas.jatengprov.go.id

Erik mengatakan, selain fokus pada industri kreatif berbasis teknologi, saat ini pihaknya juga fokus pada pengembangan industri kreatif berbasis design, media, elektronik dan budaya. Dengan SDM yang unggul diharapkan ekonomi kreatif bisa menjadi kekuatan baru.

"Untuk mencapai ini, baik dunia usaha maupun pemerintah tentunya harus bekerjasama menciptakan terobosan-terobosan yang bisa diterapkan oleh semua pemangku kepentingan agar ekonomi kreatif ini bisa diandalkan menopang perekonomian nasional di masa kini dan masa-masa mendatang,” jelasnya.

4. Potensi besar ekonomi kreatif dan digital

Mau Genjot Ekonomi Kreatif? Indonesia Butuh SDM UnggulTsukamoto Norihisa selaku director general the japan foundation dalam press conference di CGV Grand Indonesia.5 November 2019.IDN Times/Nur Malika

Hasil riset terbaru dari laporan e-Conomy SEA 2019 yang disusun Google, Temasek, dan Bain Company mencatat tren pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, melaju pesat. Transformasi ekonomi lndonesia yang luar biasa menjadi pendorong pertumbuhan yang dinamis bagi Asia Tenggara. Tahun ini pun diprediksi internet ekonomi Indonesia mencapai USD 40 miliar.

Riset terbaru ini melaporkan bahwa tingkat pertumbuhan Indonesia mencapai 49 persen, paling pesat di Asia Tenggara dengan potensi hingga USD 133 miliar pada 2025. Pertumbuhan ekonomi digital itu mencakup 5 (lima) sektor, yaitu e-commerce, media daring (online), transportasi berbasis aplikasi daring, wisata dan perjalanan, serta jasa keuangan digital.

Baca Juga: Ada Ekonomi Kreatif dalam Kemenpar, Ini PR untuk Wishnutama

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya