Mengintip Bisnis Lelang Mainan, Bisa Cuan Puluhan Juta Rupiah Sebulan

Harga mainan mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah

Jakarta, IDN Times - Mainan bagi sebagian orang mungkin hanya dianggap untuk anak kecil. Nyatanya mainan punya tempat di hati semua orang, terlepas berapa usia dan gender mereka. Harga mainan pun beragam, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

Bahkan, meski mainan itu adalah barang kedua alias second, tetap punya harga yang lumayan, apalagi jika termasuk mainan langka, harganya bisa meroket setiap tahunnya.

Salah satu tempat menjual mainan ada di media sosial seperti Facebook. Kamu bisa menemukan puluhan grup atau komunitas dan pedagang mainan di media sosial berlogo huruf F warna biru tersebut.

Peluang itu lantas dimanfaatkan Efendi Lo, seorang pedagang alat elektronik yang punya bisnis sampingan sebagai pelelang mainan. Awalnya, Efendi hanya mengoleksi dan menjual mainan miliknya pada 2014 sebelum mulai bisnis lelang pada 2016.

"Sebenarnya dulu 2012 itu saya mulai koleksi mainan, terus sekitar 2014 mulai jual beli mainan karena bosan yang lama, pengen yang baru. Tahun 2015-2016 saya lelang barang sendiri, dulu saya impor barang sendiri," kata Efendi kepada IDN Times beberapa waktu lalu.

Tidak main-main, bisnis lelang ini punya potensi cuan hingga puluhan jutaan rupiah. Bagaimana kisahnya?

Baca Juga: Bingung Cari Ide Bisnis? 3 Bisnis Ini Bisa Laku Setiap Hari Lho!

1. Berawal dari hobi dan koleksi pribadi

Mengintip Bisnis Lelang Mainan, Bisa Cuan Puluhan Juta Rupiah SebulanIlustrasi mainan anak (IDN Times/Shemi)

Kebanyakan mereka yang berbisnis lelang biasanya memulai dari hobi atau koleksi pribadi. Irul Inzaghi dan Mohammad Arif mengaku memulai dengan mengoleksi beberapa mainan terlebih dulu sebelum mulai berbisnis lelang.

"Awalnya sudah koleksi action figure tapi beli di toko-toko dengan harga normal," kata Arif.

Arif yang menyukai anime One Piece ini baru memulai lelangnya pada 2019, setelah awalnya mencoba ikut lelang sebagai pembeli. Sementara, Irul mengaku sudah berbisnis lelang mainan sejak 2014.

"Sejak 2014 lalu. Barang yang saya lelang gabungan antara barang sendiri dan barang titipan," ujar dia.

2. Memanfaatkan komunitas di Facebook

Mengintip Bisnis Lelang Mainan, Bisa Cuan Puluhan Juta Rupiah SebulanIlustrasi Facebook (IDN Times/Arief Rahmat)

Banyaknya komunitas film, kartun, anime dan lainnya di Facebook, semakin memudahkan seseorang menemukan 'wadah' yang cocok untuk mereka. Misalnya kamu adalah penyuka film Star Wars, Marvel, DC ataupun anime seperti Naruto, Dragon Ball, atau One Piece, kamu bisa menemukan komunitas yang berisi informasi hingga yang menjual mainan atau barang terkait film-film tersebut.

Begitu juga dengan Efendi, Arif dan Irul, ketiganya sama-sama memanfaatkan komunitas di Facebook untuk menjalankan bisnisnya.

"Di Facebook ada istimewanya. Itu yang banyak teman-teman di sana dan saya jalin hubungan baik. Dan saya dulu dari awal Kamen Rider, saya punya teman-teman di komunitas dan orang suka cari informasi terbaru. Jadi memang kebanyakan di Facebook, yah mau tak mau sekali tepuk dua lalat, di Facebook semua jadinya (lelang)," kata Efendi.

Sementara Irul mengaku lebih nyaman bisnis lelang di Facebook, karena punya akurasi waktu yang lebih baik ketimbang media sosial lainnya.

"Untuk pasar lebih besar di Facebook karena pengguna FB lebih banyak dan mudah digunakan. Selain itu ketika cek jam closing lelang lebih akurat," ujar dia.

3. Proses lelang dan bangun kepercayaan

Mengintip Bisnis Lelang Mainan, Bisa Cuan Puluhan Juta Rupiah SebulanIlustrasi mainan anak (IDN Times/Shemi)

Dalam menjalankan bisnis lelang, baik Irul, Arif, maupun Efendi, masing-masing punya aturan berbeda. Mulai dari waktu awal dan tutup lelang, biaya titip lelang, hingga harga penawaran untuk setiap mainan yang dilelang.

"Biasanya yang mau titip lelang wajib kasih foto. Saya tanya kondisi gimana, ada cacat gak, minus gak. Ya udah dia titip dan tulis keterangan secara lengkap. Saya mediasi dan begitu barang sampai ke pembeli baru saya lunasi ke penitip lelang," kata Efendi.

Efendi pun menjamin dirinya atau penitip mainan yang akan dilelang tidak akan menipu. Lantaran sejak awal ia terjun di dunia mainan, selalu menjaga hubungan baik dengan komunitas dan teman-temannya dengan merespons chat.

"Selama ini gak ada yang berani tipu-tipu karena proses saya mediasi dan barang sampai baru saya lunasi. Wajib video unboxing, saya juga kenal pembelinya. Karena lelang saya di komunitas, jadi saya dari komunitas masih kecil dan jadi gede dan rata-rata kenal semua," ungkapnya.

Baca Juga: 5 Tips buat Pengusaha UMKM supaya Bisnis Makin Lancar saat Pandemik 

4. Bisa untung hingga puluhan jutaan rupiah sebulan

Mengintip Bisnis Lelang Mainan, Bisa Cuan Puluhan Juta Rupiah SebulanIlustrasi Rupiah (ANTARA FOTO/Rahmad)

Sebagai pemain baru, Arif mengaku tidak mau ambil untung terlalu banyak dari hasil lelangnya. Untuk mainan yang laku di harga Rp10 ribu hingga Rp200 ibu, ia mengenakan bayaran ke penitip lelang Rp10 ribu dan 5 persen dari hasil akhir lelang untuk mainan dengan harga di atas Rp200 ribu.

Arif mengaku bisa mengantongi Rp250 ribu hingga Rp500 ribu untuk sekali lelang.

Sementara, Irul memukul rata hasil lelang dengan biaya sebesar 7 persen dari harga akhir mainan yang dilelang. "Misal tidak laku ya digratiskan alias gak bayar fee," ujarnya.

Efendi lebih ekstrem, pada awalnya ia hanya mampu melelang 20-30 mainan sampai akhirnya kini menembus 50 hingga ratusan mainan tiap kali lelang. Ia pun mengaku hanya mengambil biaya lelang Rp20 ribu hingga Rp25 ribu untuk mainan dengan harga di bawah Rp1 juta dan Rp50 ribu hingga Rp100 ribu untuk mainan dengan nilai jutaan rupiah.

"Kalau yang udah 10 juta saya gak ambil banyak, Rp100 ribu biasanya. Kalau lelang lagi ramai bisa hitung sih puluhan juta per bulan," ungkap Efendi.

5. Tidak selalu berjalan mulus

Mengintip Bisnis Lelang Mainan, Bisa Cuan Puluhan Juta Rupiah SebulanIlustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski terlihat menggiurkan, bisnis lelang mainan tidak selalu berjalan mulus bagi ketiganya. Arif mengaku sering mendapat pengalaman tidak mengenakan dari bisnis lelang ini. Mulai dari barang yang dikirim tertukar, tidak sesuai dengan keterangan barang, pengiriman lama, hingga penitip mainan yang meminta pencairan lebih cepat.

"Ada juga kasus Bid and Run (kabur setelah menawar). Itu sudah biasa terjadi di lelangan. Kadang ada pemenang yang detail banget sama kondisi box dan barang, minus dikit minta refund (dananya dikembalikan). Yang sering jadi masalah biasanya jika penitipnya lama mengirim barang dan winner-nya minta resi tiap hari," kata Arif.

Tidak terkecuali Efendi yang juga kerap mendapati ada mainan hasil lelang yang rusak dalam pengiriman. Ia pun harus memutar otak mencari solusi. Entah dengan memperbaiki, memberikan diskon atau dikembalikan.

"Jadi pandai-pandai lah. Kebanyakan saya musyawarah, ikhlas, diskon atau diperbaiki tukang mainan baru dijual lagi bisa," ucapnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya