Menkeu: Surat Utang Indonesia Banyak Dibeli Ibu-ibu dan Millennial

Menkeu tepis pembiayaan utang berasal dari asing

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan surat utang negara banyak dibeli oleh masyarakat khususnya ibu-ibu dan millennial. Penerbitan surat utang yang dikeluarkan pemerintah ini adalah untuk menutup defisit APBN 2020 yang digunakan untuk pembiayaan utang dalam membiayai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Hari ini, Hari Ibu Nasional, 56 persen surat obligasi negara yang kita keluarkan itu dibeli oleh ibu-ibu, lebih banyak dari laki-laki persentasenya. Dan generasi millennial sudah membeli surat obligasi negara," kata Sri Mulyani dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2021 dengan tema "Meraih Peluang Pemulihan Ekonomi 2021", Selasa (22/12/2020).

1. Tepis pembiayaan utang berasal dari asing

Menkeu: Surat Utang Indonesia Banyak Dibeli Ibu-ibu dan MillennialIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Pernyataan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut sekaligus menepis anggapan yang menyebut bahwa utang yang dibayarkan pemerintah bersumber dari dana luar negeri.

"Seolah-olah dari luar negeri saja, sebetulnya tidak. Sebagian dari pembiayaan adalah lebih besar dari dalam negeri," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Gratiskan Vaksin COVID-19, Pemerintah Gak Perlu Tambah Utang

2. Tutup defisit negara burden sharing bersama Bank Indonesia

Menkeu: Surat Utang Indonesia Banyak Dibeli Ibu-ibu dan MillennialIlustrasi Utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah melakukan Burden Sharing atau sinergi berbagi beban dengan Bank Indonesia (BI) di mana BI menyediakan pendanaan secara langsung mencapai Rp395 triliun dengan bunga nol persen.

BI juga membeli surat berharga negara (SBN) pemerintah sebesar Rp180 triliun. Hasil pembelian SBN oleh BI digunakan untuk mendukung pendanaan UMKM dan korporasi dengan suku bunga satu persen di bawah reverse repo.

3. Catatan utang pemerintah

Menkeu: Surat Utang Indonesia Banyak Dibeli Ibu-ibu dan MillennialIlustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober 2020 sebesar 413,4 miliar dolar AS atau setara Rp5.828,9 triliun (kurs Rp14.100 per dolar AS). ULN tersebut terdiri dari utang sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar 202,6 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 210,8 miliar dolar AS.

Dengan realisasi tersebut, ULN Indonesia tumbuh sebesar 3,3 persen (yoy). Kenaikan utang Indonesia melambat dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,8 persen (yoy), terutama dipengaruhi oleh perlambatan ULN Pemerintah.

Pada Oktober 2020, ULN pemerintah tercatat sebesar 199,8 miliar dolar AS atau tumbuh 0,3 persen (yoy), turun dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan September 2020 sebesar 1,6 persen (yoy).

Baca Juga: Disebut Pengemis Utang, Ini Fakta Perjalanan Utang RI Sepanjang 2020

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya