Menteri Bappenas: Saat Pandemik Bahaya Kalau Masih Bergantung Impor

Alat kesehatan dan obat 90 persen masih impor

Jakarta, IDN Times - Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia menghadapi bahaya saat pandemik COVID-19 karena masih bergantung pada impor.

"Dalam kondisi pandemik akan bahaya kalau bergantung impor karena semua negara butuh hal yang sama," kata Bambang dalam webinar Katadata dengan tema 'Penanggulangan COVID-19 Berbasis Pengetahuan dan Inovasi', Senin (22/6).

Baca Juga: Pandemik COVID-19 Percepat Transformasi Digital dan Riset di Indonesia

1. Alat kesehatan dan obat 90 persen masih impor

Menteri Bappenas: Saat Pandemik Bahaya Kalau Masih Bergantung ImporPT Paragon menyalurkan Rp40 Miliar untuk 40 rumah sakit di Indonesia. (Dok.Paragon)

Ia menyebut, Indonesia saat ini masih banyak mengimpor kebutuhan pandemik seperti alat kesehatan (alkes) dan bahan baku obat.

"Baik alkes maupun bahan baku obat, Indonesia 90 persen masih impor," ucapnya.

Permasalahan impor alkes dan obat ini juga pernah diungkapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang menyebabkan harga keduanya menjadi mahal.

“Kenapa biaya sehat mahal? Karena semua impor. Alat Kesehatan dan obat impor. Padahal kita punya kekuatan herbal, kayak di China,” kata Erick dalam Ngobrol Seru ‘New Normal or The Great Reset: Life After Pandemic COVID-19’ di IDN Times, beberapa waktu lalu.

2. Konsorsium dibentuk untuk mengurangi ketergantungan impor

Menteri Bappenas: Saat Pandemik Bahaya Kalau Masih Bergantung ImporMenteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro (Tangkap layar Webinar IDN Times)

Pemerintah yang sadar akan masalah ini membentuk konsorsium riset dan inovasi khusus penanganan COVID-19 pada awal Maret. Konsorsium ini melibatkan instansi pemerintah seperti kementerian/lembaga, perguruan tinggi, dan pihak swasta.

"Sebagai hasil konsorsium, yang sudah kami luncurkan 25 Mei kemarin. Karena pada akhirnya ada ekosistem meski ada bayang-bayang pandemik yang bisa melahirkan berbagai macam inovasi, yang intinya mengurangi ketergantungan impor," ujar Bambang.

3. Hasil konsorsium penanganan COVID-19

Menteri Bappenas: Saat Pandemik Bahaya Kalau Masih Bergantung ImporIDN Times/Candra Irawan

Salah satu hasil konsorsium itu adalah alkes atau obat yang dihilirisasi dari hasil riset dan inovasi melalui perusahaan BUMN.

Selain itu, konsorsium menghasilkan skrining dan diagnosis seperti rapid test, terapi Mesenchymal Stem Cell, tanaman obat empon-empon, jambu biji, kulit jeruk, dan lainnya yang digunakan untuk pencegahan COVID-19.

"Ada yang unsur pencegahan, obat dan terapi yang sekarang beberapa menjadi terapi alternatif untuk menyelamatkan pasien COVID-19 seperti Stem Cell," kata Bambang.

Baca Juga: Bambang Brodjo: New Normal, Teknologi Digital Bisa Optimalkan Ekonomi

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya