Menyedihkan, UMKM Diperlakukan Bak Anak Tiri Saat Pandemik COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Peneliti senior Institute For Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyebut, sektor UMKM diperlakukan bak anak tiri di masa pandemik COVID-19 ini. Padahal sektor UMKM menopang mayoritas perekonomian Indonesia.
Lebih buruknya, UMKM tidak bisa mengakses permodalan meski tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/22/PBI/2012 sebesar 20 persen.
"Selama ini UMKM tanpa pernah mendapat kasih sayang apa pun, lebih dari anak tiri, dan permodalan tidak pernah sampai 20 persen. Padahal ada PBI minimal 20 persen, itu gak ngefek," kata Enny dalam diskusi virtual di SmartFM, Sabtu (11/7/2020).
Baca Juga: Salurkan Subsidi Bunga KUR, Kemenkop UKM dan BRI Selamatkan UMKM
1. UMKM butuh 'transfusi darah'
Enny mengibaratkan nasib UMKM pada masa COVID-19 ini layaknya orang yang membutuhkan transfusi darah. Sebagai sektor yang menyumbangkan kontribusi perekonomian terbesar, UMKM perlu mendapat perhatian utama.
"Anak kandung perekonomian Indonesia itu UMKM. Jadi apa pun yang bisa menolong (perlu dilakukan)," katanya.
2. Kalau tidak bisa dibantu, UMKM jangan ditindas
Editor’s picks
Untuk menolong sektor UMKM jelas dibutuhkan biaya. Namun jika pemerintah tidak bisa menggelontorkan pembiayaan, Enny meminta agar sektor UMKM tidak ditindas, cukup berikan akses UMKM ke pasar. "Yang selama ini mereka gak mampu bergerak sama sekali," katanya.
Apa yang dibutuhkan Indonesia dan sektor UMKM saat ini adalah masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok mereka melalui ketersediaan barang dalam negeri yang ada, bukan dengan impor.
"Kalau diurus dari pangan, apa yang dibutuhkan, produksinya kita urus, kita ambil peluang ini untuk ambil berbagai macam kebijakan subsitusi impor dan gerakan sektor UMKM, dan daya beli masyarakat kita jaga," Enny memaparkan.
3. Perusahaan besar disayangkan tak membantu saat pandemik
Ironisnya, kata Enny, justru perusahaan besar banyak menuntut bantuan pemerintah. Bahkan untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada.
"Tapi dalam kondisi ini mereka (perusahaan besar) gak mau bantu. Bahkan menyumbangkan 'darah' gak mau, malah merongong," ujarnya.
Baca Juga: Bisnis Anjlok Selama Pandemik, Pemprov Bali Bantu Bangkitkan UMKM