Nasib Stok Pakaian di Ritel yang Menumpuk akibat COVID-19 di Dunia

Apa strategi para pelaku ritel pakaian?

Jakarta, IDN Times - Peritel dunia kini berhadapan dengan masalah baru yakni penumpukan stok pakaian akibat menurunnya penjualan yang diakibatkan berbagai virus corona. Di Inggris misalnya, penjualan pakaian merosot 50 persen selama bulan April dibanding Maret. Amerika Serikat lebih parah, penjualan pakaian turun 89 persen di bulan April dari bulan yang sama di tahun 2019.

Dilansir dari World Economic Forum, Kamis (18/6), peritel kini dihadapkan berbagai pilihan untuk membenahi stok pakaian yang menumpuk. Belum lagi dengan datangnya stok pakaian baru. Apakah peritel tetap menyimpannya, menahan penjualan, memotong harga atau menjual di situs online. Berbagai pilihan tersebut tidak ada yang ideal, masing-masing memiliki resikonya.

Lalu apa yang harus peritel lakukan?

1. Menyimpan pakaian untuk dijual lagi nantinya

Nasib Stok Pakaian di Ritel yang Menumpuk akibat COVID-19 di DuniaIlustrasi Mal Jakarta (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Ide untuk menyimpan pakaian yang menjadi dasar kebutuhan dan tidak terikat musim atau perayaan tertentu bisa menjadi solusi. Seperti pakaian dalam, t-shirt, celana chino dan sepatu sneakers klasik bisa dijual lagi tahun depan sambil menunggu permintaan konsumen bangkit kembali.

Ritel pakaian di Inggris Next dan merek pakaian olahraga Jerman Adidas mengatakan mereka melakukan strategi ini. Tetapi menyimpan tumpukan pakaian itu tetap berisiko.

“Ini tidak seperti anggur yang semakin baik seiring bertambahnya usia. Persediaan Anda semakin memburuk," kata Kepala Eksekutif PVH Corp, yang memiliki Calvin Klein dan Tommy Hilfiger, Emanuel Chirico.

Peritell berharap bahwa pelonggaran lockdwon akan membuat pembeli kembali ke toko dan berbelanja. Tapi tidak ada jaminan bahwa penjualan akan pulih dalam waktu dekat.

Baca Juga: Terdampak Pandemik, Penjualan Ritel di Mal Turun Hingga 80 Persen

2. Kombinasi antara menahan stok dan memberikan diskon

Nasib Stok Pakaian di Ritel yang Menumpuk akibat COVID-19 di DuniaUnsplash/Daniel von Appen

Banyak toko yang mengombinasikan menahan penjualan pakaian mereka dan juga memberikan diskon untuk stok yang ingin mereka habiskan. Strategi ini akan tergantung pada selera konsumen, berapa banyak toko barang dagangan yang bergerak, dan seberapa cepat mereka harus memberikan ruang untuk koleksi baru.

Pendiri Parker Lane Group, Raffy Kassardjian mengatakan kepada Reuters, beberapa pelanggan mereka menunggu ritel dibuka untuk mengukur kinerja mereka sebelum mereka membuat komitmen pada berapa banyak stok yang ingin mereka buang dan stok yang akan mendapat potongan harga.

3. Memaksimalkan penjualan online

Nasib Stok Pakaian di Ritel yang Menumpuk akibat COVID-19 di Duniaidn media

Strategi ini berpotensi lebih menguntungkan. Dengan memindahkan barang dagangan ke pasar penjualan kembali online dan mendapat komisi penjualan, meskipun opsi itu sebagian besar hanya terbuka untuk merek-merek kelas atas.

World Economic Forum menyebutkan beberapa pembeli merencanakan mendapatkan keuntungan cepat menggunakan situs web resale.

Pendiri Luxury Experience & Co, Melissa McAvoy, mengatakan dia berencana mengambil barang dagangan dengan harga diskon, untuk kemudian menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi secara online di situs seperti Poshmark yang berbasis di California.

"Kami akan melihat penjualan paling gila. Aku akan mendapatkan banyak barang dan memakainya sekali atau menaruhnya di Poshmark," katanya

Baca Juga: Hancur Lebur Nasib Ritel Pakaian di 2020 akibat Banjir dan COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya