Ombusdman Minta Menko Perekonomian Airlangga Tunda Impor Beras
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ombudsman RI meminta Kementerian Koordinator Perekonomian yang dibawahi Airlangga Hartarto untuk menunda impor 1 juta ton beras. Anggota Ombudsman, Yeka Hendra Fatika mengatakan penundaan impor beras itu harus dilakukan setidaknya sampai awal Mei 2021.
"Ombudsman meminta Kemenko Perekonomian melaksanakan rapat koordinasi terbatas (rakortas) menunda keputusan impor hingga minggu perkembangan panen dan penugasan Bulog paling tidak sampai awal Mei," kata Yeka dalam konferensi pers, Rabu (24/3/2021).
Baca Juga: Berpolemik, Lutfi Kembali Tegaskan Gak Impor Beras selama Panen Raya
1. Impor bukan dibatalkan tapi ditunda
Yeka menegaskan bahwa impor beras bukan sepenuhnya dibatalkan namun ditunda. Namun Yeka menambahkan persoalan beras tidak hanya soal impor.
"Karena kami melihat kebijakan impor beras dan tata kelola stok pangan Indonesia masih menyisakan beberapa permasalahan yang berpotensi mengadung malaadministrasi di dalamnya," ujarnya.
2. Minta Bulog tingkatkan serapan hingga percepat penggilingan gabah
Editor’s picks
Selain itu, Ombudsman meminta Bulog meningkatkan serapan beras dalam negeri. Ombudsman juga meminta pengusaha mempercepat pengilingan gabah dan memastikan hasilnya sesuai persyaratan pengadaan Bulog.
"Kami juga meminta pedagang untuk tidak melakukan upaya spekulasi dalam masa tunggu, karena kita menunggu sampe musim panen, jadi jangan ada spekulasi, karena pemerintah bisa sewaktu-waktu mengambil keputusan alternatif," paparnya.
Baca Juga: Ombusdman Temukan Potensi Malaadministrasi Impor Beras
3. Impor satu juta ton beras belum tentu jadi
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pernah mengatakan bahwa impor satu juta ton beras belum tentu jadi. Menurutnya angka impor beras dipengaruhi tiga hal, yakni peran Perum Bulog sebagai penjaga pasokan atau iron stock, kestabilan harga beras, dan penugasan khusus pemerintah untuk komoditas beras.
"Pokoknya saya ingatkan ini adalah mekanisme pemerintah, bukan berarti kita menyetujui suatu jumlah untuk impor serta merta itu diharuskan impor segitu, tidak. Tetapi pada saat yang bersamaan, meskipun impornya ternyata, misalnya sekian juta, tetapi ketika ketiga koefisien itu berubah impornya juga bisa naik gitu loh," papar Lutfi dalam konferensi pers, Senin (15/3/2021).
Lutfi memaparkan Perum Bulog memiliki fungsi utama sebagai penjaga pasokan. Iron stock ini selalu mengikuti dinamika stok dan harga.
"Jadi begini misalnya, kita tahu kita mesti tahu idle stock kita berapa, tetapi itu juga diikuti angka ramalan yang oleh BPS (Badan Pusat Statistik) akan sedikit lebih baik dari tahun lalu. Ini namanya angka ramalan bisa naik, bisa turun apalagi terutama karena cuaca," katanya.
Baca Juga: Kontroversi Impor 1 Juta Ton Beras, Mendag: Salahkan Saya!