OPEC+ Lanjut Potong Produksi, Harga Minyak Dunia Malah Jatuh 3 Persen

Meski begitu harga minyak lebih tinggi dari bulan lalu

Jakarta, IDN Times - Langkah organisasi negara pengekspor minyak, Rusia, dan produsen lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+ yang memperpanjang pemotongan produksi justru membuat harga minyak jatuh.

Dilansir Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus, sempat kehilangan US$1,50 per barel atau 3,6 persen, menjadi ditutup pada US$40,80 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun US$1,36 atau 3,4 persen, menjadi menetap pada US$38,19 per barel di New York Mercantile Exchange.

1. Harga terkini minyak dunia Selasa pagi

OPEC+ Lanjut Potong Produksi, Harga Minyak Dunia Malah Jatuh 3 PersenIlustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, dilansir OilPrice, harga minyak berjangka Brent pada Selasa pagi WIB kembali naik 1,15 persen, menjadi US$41,28 per barel. Harga minyak WTI juga naik 1,18 persen menjadi US$38,64 per barel.

Penurunan kini terlihat pada harga minyak Mars US, yang berada pada level US$39,04 per barel atau turun 3,37 persen.

Baca Juga: Ketegangan AS-Tiongkok dan Keraguan pada OPEC+ Picu Harga Minyak Drop

2. Pemangkasan produksi minyak lanjutan oleh OPEC+

OPEC+ Lanjut Potong Produksi, Harga Minyak Dunia Malah Jatuh 3 PersenIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Organisasi negara pengekspor minyak, Rusia, dan produsen lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+ pada Sabtu (6/6), sepakat mempertahankan pemotongan, sama dengan sekitar 10 persen dari pasokan global, hingga Juli.

Ini adalah kali kedua OPEC+ sepakat sejak April lalu, untuk memotong pasokan 9,7 juta barel per hari (bph) pada Mei dan Juni untuk mendukung harga, karena penguncian virus corona menyebabkan permintaan jatuh.

3. Arab Saudi tidak sepakat pemotongan lanjutan

OPEC+ Lanjut Potong Produksi, Harga Minyak Dunia Malah Jatuh 3 PersenIlustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun pada Senin (8/6), Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan, kerajaan dan sekutu Teluk, Kuwait, dan Uni Emirat Arab, tidak akan melanjutkan tambahan 1,18 juta barel per hari dalam pengurangan.

"Akan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan untuk memiliki total hampir 11 juta barel per hari dalam pemotongan sukarela diperpanjang selama sebulan pada saat-saat ketika kita melihat defisit pasokan," kata Analis Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.

4. Pembukaan sumur minyak AS karena harga mulai naik

OPEC+ Lanjut Potong Produksi, Harga Minyak Dunia Malah Jatuh 3 PersenIlustrasi Minyak dan OPEC (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, produsen serpih AS telah mulai membuka kembali sumur yang ditutup karena harga telah rebound. Dalam sebulan terakhir tercatat kenaikan harga minyak baik untuk Brent, WTI, maupun Mars di mana ketiganya pernah berada pada level di bawah US$30 per barel.

Analis mengatakan ini dapat mengurangi pemulihan permintaan yang rapuh dan melemahkan upaya OPEC untuk menopang harga. Arab Saudi, di samping itu, menaikkan harga minyak mentahnya, mengantisipasi permintaan yang lebih kuat.

"Produksi AS kembali ke pasar, dan ada spekulasi bahwa kenaikan besar di Saudi (harga) akan membunuh margin penyulingan yang sudah kesulitan di Asia,” kata Direktur Berjangka Energi Mizuho Bob Yawger di New York.

Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, menyatakan pembelian mencapai rekor tertinggi 11,3 juta barel per hari pada Mei.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Mulai Turun, Kini Menjadi US$34,65 per Barel

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya