Optimisme Perekonomian Indonesia Dihantui Virus Corona

Menteri Keuangan Sri Mulyani awalnya cukup optimis

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Ia menyebut semua proyeksi menunjukan tahun ini akan lebih baik dari 2019, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi ataupun perdagangan internasional.

Meski yakin, namun Sri Mulyani menyebut virus corona tetap mengancam perekonomian Indonesia.

"Menjelang pertengahan Januari muncul problem yang jadi risiko materialis sangat cepat yakni corona virus. Itu yang buat dinamika dalam sebulan, optimisme yang tadinya baik terhantui oleh munculnya masalah yang begitu cepat," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Gedung Kementerian Keuangan, Rabu (19/2) malam.

1. Bahaya terhadap ekonomi Indonesia

Optimisme Perekonomian Indonesia Dihantui Virus CoronaMenteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani (IDN Times/Shemi)

Baca Juga: Peneliti UGM: Dampak Ekonomi Virus Corona Baru Lebih Besar dari SARS

Fenomena virus corona yang berpusat di Wuhan, Tiongkok, membuat pemerintah melakukan pembatasan kegiatan perdagangan bilateral juga akan berdampak pada kinerja ekspor impor nasional. "Mengingat bahwa Tiongkok adalah mitra dagang utama Indonesia," kata sri Mulyani.

Berdasarkan komponen penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) terdiri dari BM, BK dan Cukai pada awal tahun 2020 dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti masih melemahnya permintaan global, meluasnya efek dari fenomena virus corona.

"Sehingga membuat beberapa negara melakukan pembatasan kegiatan perjalanan luar negeri ke Asia khususnya Tiongkok," kata Sri Mulyani.

Realisasi atas penerimaan negara yang pemungutannya dilakukan oleh DJBC per 31 Januari 2020 adalah sebesar Rp4,44 triliun atau tumbuh 13,50 persen (yoy) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Pertumbuhan positif itu didorong oleh pelunasan pembayaran cukai yang dimajukan dari waktu jatuh temponya.

2. Perbandingan dengan tahun lalu

Optimisme Perekonomian Indonesia Dihantui Virus CoronaMenteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani (IDN Times/Shemi)

Penerimaan BK adalah penerimaan yang mengalami perlambatan paling dalam kali ini, dengan pertumbuhan negatif 68,90 persen dibandingkan Januari 2019 realisasi penerimaan BK sendiri baru mencapai Rp0,1 triliun.

"Pelarangan ekspor komoditas pertambangan Nikel yang merupakan kontributor terbesar BK pada tahun 2019, serta masih belum optimalnya volume ekspor atas tembaga, menjadi faktor utama perlambatan penerimaan BK," kata Sri Mulyani.

3. Harapan dan langkah Sri Mulyani jaga perekonomian Indonesia

Optimisme Perekonomian Indonesia Dihantui Virus CoronaIDN Times/Mela Hapsari

Ia berharap wabah virus corona di awal tahun diharapkan tidak mempengaruhi secara signifikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020.

Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil, Sri Mulyani mengatakan Pemerintah masih mengandalkan kebijakan countercyclical sebagai buffer fiscal yang memungkinkan belanja negara lebih besar daripada pendapatan.

"Instrumen yang digunakan untuk menutup gap fiscal tersebut adalah pembiayaan, salah satunya yaitu pembiayaan utang," ujarnya.

Pembiayaan utang digunakan sebagai alat untuk mengelola keuangan negara, terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan belanja produktif di sektor prioritas yang mendesak.

Pembiayaan melalui utang tersebut sebagian besar didapat dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), sedangkan sisanya didapat melalui pinjaman.

Baca Juga: Gegara Virus Corona, Ekonomi RI Diprediksi Turun hingga 0,3 Persen

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya