Pemerintah: Jangka Panjang, Kartu Prakerja untuk Kurangi Pengangguran

Namun saat ini masih belum bisa. Kenapa?

Jakarta, IDN Times - Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja, Panji Winanteya Ruky mengatakan program Kartu Prakerja ke depannya akan menjadi solusi miss match dunia kerja dengan banyaknya pengangguran yang ada sekarang ini.

"Kami (Kartu Prakerja) sudah direncanakan untuk bekerja sama dengan industri dan pasar kerja untuk mengetahui skill apa saja sekarang dan di masa depan. Tenaga kerja apa yang dibutuhkan sekarang dan masa depan," kata Panji saat dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (2/5).

1. Pemerintah akan kurasi lembaga pelatihan yang ada

Pemerintah: Jangka Panjang, Kartu Prakerja untuk Kurangi PengangguranIlustrasi Kartu Prakerja (IDN Times/Arief Rahmat)

Panji menjelaskan, saat ini pemerintah terus mengkurasi lembaga pelatihan yang bekerja sama dalam program Kartu Prakerja ini. Termasuk salah satunya pertimbangan apa saja kursus yang diambil peserta Kartu Prakerja.

"Untuk memastikan pilihan yang ada di masyarakat juga pertimbangan kebutuhan pekerja di masa sekarang atau di masa depan," ujarnya.

Baca Juga: Ruangguru Tanggapi Polemik Skill Academy sebagai Mitra Kartu Prakerja

2. Belum bisa dilakukan saat ini

Pemerintah: Jangka Panjang, Kartu Prakerja untuk Kurangi PengangguranIlustrasi Bekerja (IDN Times/Uni Lubis)

Idealnya, Kartu Prakerja juga disertai pelatihan offline. Namun, menurut Panji, hal itu belum berjalan dengan baik pada saat ini akibat pandemik virus corona. "Sekarang ini lebih karena merespons pandemik sehingga misal pilihannya terbatas online. Gak mungkin kita kumpulkan masyarakat karena nanti ada penularan," katanya.

"Jadi sementara online dulu, sebentar lagi offline pun akan tersedia. Semua bisa masuk," katanya menambahkan.

3. Kartu Prakerja jadi solusi tantangan industri 4.0

Pemerintah: Jangka Panjang, Kartu Prakerja untuk Kurangi Pengangguranhttps://www.prakerja.go.id/

Diberitakan sebelumnya, Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja, Bambang Satrio Lelono mengatakan ada 23 juta pekerjaan yang hilang karena tantangan industri 4.0.

Namun di sisi lain, jika Indonesia berhasil memanfaatkan teknologi industri 4.0, akan banyak pekerjaan baru yang tumbuh. Kartu Prakerja dinilainya bisa menjawab tantangan itu.

"Jumlahnya ada 27-46 juta pekerjaan baru. Antara yang hilang dan tumbuh lebih banyak yang tumbuh. Karena keberhasilan kita dalam pembangunan ekonomi nanti ditentukan seberapa banyak menciptakan tenaga kerja terampil," kata Bambang.

Meski begitu, nasib mendapat pekerjaan atau tidak tetap berada di tangan peserta Kartu Prakerja. Bambang berharap, peserta dapat memilih pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan (upskilling) dan reskilling bagi dirinya.

"Melalui program-program pelatihan skilling yang akan masuk dunia kerja, upskilling bagi yang sudah bekerja. Dan reskilling karena revolusi industri 4.0 akan menghilangkan beberapa pekerjaan," ujarnya.

Baca Juga: Pengajar Cabut Konten dari Kartu Prakerja, Skill Academy Buka Suara

Topik:

  • Anata Siregar
  • Bella Manoban

Berita Terkini Lainnya