Pengusaha Menjerit, Gegara PSBB Warga Jakarta Beralih ke Mal Bekasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Director Retailer Services The Nielsen Company Indonesia Yongky Susilo mengatakan pengunjung mal di Jakarta kini beralih ke mal di daerah penunjang Jakarta seperti Tangerang dan Bekasi karena pemberlakuan PSBB Jakarta. Hal itu berdasarkan laporan Lotte Shopping Avenue yang mengatakan adanya kenaikan pengunjung pada akhir pekan.
"Pembelanja dan juga yang ingin makan di luar pada lari ke pinggir, mungkin Tangerang atau Bekasi. Nah ini nggak fair di sana katanya, untuk pebisnis di Jakarta," kata Yongky dalam webinar, Senin (28/9/2020).
1. Pastikan protokol kesehatan tetap terjaga
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah memastikan ramainya pusat perbelanjaan di luar Jakarta tetap diimbangi dengan protokol kesehatan.
"Intinya yang sudah melakukan protokol kesehatan harus diberikan privilege atau kesempatan untuk tetap bisa berusaha. Tetapi yang belum harus bisa diperbaiki," kata Budi.
Ia berharap dengan adanya lonjakan tersebut tidak membuat mal ditutup. "Karena kita sudah investasi, jangan sampai sudah betul (protokol kesehatan), sudah ketat masih harus ditutup," ucapnya.
Baca Juga: Lokasi Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Banten Kini Jadi Mal
2. Ritel rugi hingga Rp200 triliun
Budi mengatakan pengusaha ritel merugi hingga Rp200 triliun akibat pandemik COVID-19 dan kebijakan PSBB yang dilakukan pemerintah.
"Kalau angka, kami itu setahun sekitar Rp400 triliun. Kalau pun hanya 50 persen (yang operasional) ya omzetnya turun Rp200 triliun, ya kerugiannya di situ. Tapi kan biayanya gak bisa utuh," kata Budi.
3. Faktor kunjungan yang menurun dan kekhawatiran masyarakat
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja melaporkan penurunan omzet terjadi karena kunjungan yang turun drastis. Masyarakat masih khawatir dengan virus corona. Kedua adalah faktor merosotnya daya beli masyarakat.
"Khusus DKI, pada saat ini ditambah dua faktor lagi yakni pembatasan di mana-mana. Ditambah lagi restoran dan kafe tidak boleh melayani makan di tempat," kata Alphonzus.
Baca Juga: Ini Aturan bagi Pengunjung dan Pengelola Mal Saat PSBB Jakarta