Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sampai Akhir Tahun Diprediksi Minus

Kencangkan ikat pinggang ya guys

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun, diprediksi minus 1,1 sampai 0,2 persen. Angka pertumbuhan ekonomi ini karena pemerintah masih melihat adanya tekanan pada kuartal II 2020 sangat dalam, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen.

"Faktor-faktor yang ada di kuartal III harus diusahakan, tidak tergantung cuma dari pemerintah saja," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2021, Jumat (14/8/2020).

Beberapa faktor lain yang membuat pemerintah masih 'pesimis' adalah karena tekanan pada berbagai sektor, seperti konsumsi rumah tangga yang mengalami tekanan cukup dalam antara minus 1,3 hingga nol persen.

Lalu, untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan investasi masih dalam zona negatif minus 4,2 hingga 2,5 persen.

"Untuk ekspor impor karena tekanan global masih dalam zona negatif, yakni minus 5,6 sampai 4,4 untuk ekspor, dan impor minus 10,5 hingga 8,4 persen," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Jokowi: RAPBN 2021 Difokuskan untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya