Program B20 Diklaim Tekan Impor Solar Hingga Rp51,73 Triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah mengklaim penggunaan biodiesel B20 dapat menekan impor solar 3,5 juta kilo liter sehingga pemerintah bisa menghemat Rp51,73 triliun.
“Untuk biodiesel 3,5 juta kilo liter untuk dalam negeri, program-program pemerintah sangat banyak untuk membuat program sawit berkelanjutan sehingga ramah lingkungan,” kata Musdhalifah dalam acara diskusi di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Senin (9/12).
1. Kelapa sawit sejahterkan masyarakat
Ia menambahkan total nilai ekspor kelapa sawit mencapai US$21,4 miliar dan melebihi nilai ekspor migas. Sedangkan, tenaga kerja yang terlibat langsung berjumlah 5,5 juta orang dan 12 juta orang tenaga kerja tak langsung.
"Peningkatan tenaga kerja sektor sawit Indonesia sebesar 10,8 persen setiap tahunnya yang secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Baca Juga: Lewati Uji Coba, Biodiesel 30 Siap Dipasarkan
2. Apa langkah pemerintah kelola sawit?
Editor’s picks
Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi 45 juta ton pada tahun 2019 dengan negara tujuan ekspor utamanya adalah India, China dan negara-negara Eropa.
Untuk menjawab tantangan tentang pengelolaan sawit berkelanjutan, pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah nyata. Mulai dari memberlakukan moratorium pembukaan hutan primer dan gambut hingga moratorium izin baru kebun sawit dan melakukan evaluasi kebun yang ada.
Terbaru, Presiden Joko Widodo baru saja meneken Instruksi Presiden No 6 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB). “Pengelolaan sawit berkelanjutan sangat penting pada setiap kebijakan pemerintah Indonesia,” katanya.
3. Tujuan pembentukan Inpres sawit
Tujuan Inpres tersebut adalah menjadi dokumen acuan bagi berbagai pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan perkebunan kelapasawit berkelanjutan di Indonesia dan sebagai alat untuk memperkuat koordinasi dan sinergitas berbagai pihak dalam mencapai tujuan pembangunan kelapa sawit berkelanjutandi Indonesia.
“Selain itu juga sebagai alat untuk meningkatkan pemantauan pelaksanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan,” kata Musdhalifah.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb
Baca Juga: Program Biodiesel Indonesia Menjadi Contoh Banyak Negara