PT Pandawa Prima Lestari dan GDTC Sepakat Kerja Sama Senilai Rp2,25T

PT Pandawa dan GDTC telah menandatangani MoU 

Jakarta, IDN Times –  PT Pandawa Prima Lestari menandatangani Nota Kesepahaman dengan Group of Development, Technologies dan Construction Companies (GDTC) senilai Rp2,25 triliun pada Kamis, 27 Mei 2021 di kantor SKK Migas, Jakarta.

SKK Migas, Taslim Z Yunus mengatakan pengembangan proyek ini tidak hanya akan meningkatkan produksi migas untuk tercapainya Visi 2030, namun juga wujud nyata industri hulu migas nasional dalam pemenuhan energi nasional untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, menggerakkan ekonomi lokal dan penyerapan tenaga kerja.

“SKK Migas menyambut baik kerjasama PSC Pandawa Prima Lestari dengan investor GDTC yang mendeklarasikan diri sebagai investor yang mengembangkan proyek ekonomi hijau, energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan dalam konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim,” kata Taslim dalam keterangan tertulis, Kamis (3/6/2021).

Penandatangan ini dilakukan oleh HEH Sharif Moulay Sidi Al Sultan Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour - Diplomat Investor and the Chairman and the President of Group of Development, Technologies and Construction Companies (GDTC) dan J.D.C Buddy Beer selaku President & General Manager dari PT Pandawa Prima Lestari, yang disaksikan oleh Bapak Dwi Djoko Winarno dari PT Kaliori Engineering selaku mitra GDTC Internasional di Indonesia.

1. Untuk apa saja dana Rp2,25 triliun tersebut?

PT Pandawa Prima Lestari dan GDTC Sepakat Kerja Sama Senilai Rp2,25TIlustrasi Investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

President & General Manager PT Pandawa Prima Lestari, J.D.C Buddy Beer mengatakan investasi ini akan digunakan untuk membiayai program pengembangan Lapangan Karamba dan Mentawir agar dapat berproduksi sebesar 100 - 120 juta SCF per hari pada tahun 2023.

“Diharapkan investasi ini dapat menjadi kontribusi kami kepada Ketahanan Energi Nasional melalui pemenuhan kebutuhan Refinery Unit 5 akan gas bumi yang akan meningkat setelah RDMP selesai pada tahun 2023,” kata Buddy.

Baca Juga: Peduli Konservasi dari Pemanfaatan Energi di Hutan Petungkriyono

2. Kerja sama untuk suplai energi di ibu kota baru

PT Pandawa Prima Lestari dan GDTC Sepakat Kerja Sama Senilai Rp2,25TDok. Pertamina

Buddy menilai kerja sama senilai Rp2,25 triliun rupiah dengan Group of Development, Technologies and Construction Companies (GDTC) diharapkan juga dapat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur karena lokasi Blok Wain yang berdekatan dengan ibu kota baru dan Refinery Unit 5 yang sedang melaksanakan Refinery Development Master Plan (RDMP).

“Kedekatan lokasi ini meningkatkan daya saing gas produksi Blok Wain untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi Ibu Kota baru dan Refinery Unit 5,” kata President & General Manager PT Pandawa Prima Lestari, J.D.C Buddy Beer.

PT Pandawa Prima Lestari sendiri merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sangat mendukung program SKK Migas untuk mencapai produksi minyak 1 (satu) juta BOP per hari dan gas 12 (dua belas) milyar SCF per hari di tahun 2030 yang sejalan dengan program kecukupan dan ketahanan energi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.

3. Nota Kesepahaman harus segera ditindaklanjuti untuk energi hijau

PT Pandawa Prima Lestari dan GDTC Sepakat Kerja Sama Senilai Rp2,25TKonpers capaian kinerja SKK Migas. (IDN Times/Indiana Malia)

Taslim berharap Nota Kesepahaman ini segera ditindaklanjuti oleh kedua belah pihak dengan suatu program pengembangan Wilayah Kerja (WK) Wain yang memperhatikan lingkungan. Ia menjelaskan tuntutan global yang mengedepankan energi hijau tidak selayaknya menempatkan industri hulu migas Indonesia pada kegiatan yang harus dijauhi. Sebab dalam melaksanakan kegiatan, industri hulu migas Indonesia mewajibkan KKKS memperhatikan pengelolaan lingkungan yang baik.

“Juga mewajibkan KKKS menanam pohon pada daerah aliran sungai dan kawasan operasi, serta yang terakhir adalah mewajibkan zero flaring. Kami mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan penggunaan energi yang efisien demi masa.depan bangsa,” ujar Taslim

Baca Juga: Pertama di Dunia, Denmark Bangun Pulau Sumber Energi Terbarukan

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya