Ribut-ribut Soal Impor Beras, Buwas Curhat Begini
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Buwas) mengkritik pernyataan yang meminta Bulog untuk mengimpor beras. Secara khusus, Buwas menunjuk eks Dirut Bulog, tanpa menyebutkan namanya.
Tidak tanggung-tanggung, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini menyebut eks Dirut Bulog tersebut sebagai pengkhianat bangsa.
“Hari ini ada yang menyampaikan Bulog tetap impor, Bulog harus impor. Celakanya yang menyampaikan ini mantan Dirut Bulog, dia gak ngerti. Jangan jadi pengkhianat bangsa ini,” kata Buwas di konferensi pers di Kantor pusat Perum Bulog, Jakarta, Rabu (19/9).
1. Hitungan masa lalu jangan dipakai sekarang
IDN TimesBuwas juga meminta mantan Dirut Bulog itu tidak menggunakan hitungan lamanya sebagai bahan pertimbangan agar Bulog mengimpor beras sekarang ini.
“Itu masa beliau. Hitungan beliau jangan di bawa sekarang. Dari mana hitungan dia. Kayak yang paling pintar saja. Saya gak suka orang asal ngomong. Hitungan dia sendiri dipakai untuk nasional. Apa hebatnya dia,” kritik Buwas.
2. Minta bantah data saat ini
Editor’s picks
IDN Times/Fitang Adhitia Berdasarkan perhitungannya bersama tim yang terdiri dari sejumlah ahli, Buwas menyebut stok beras di Indonesia sampai pertengahan 2019 masih cukup, tanpa perlu mengimpor beras lagi. “Saya jawab hari ini. Kalau hebat, bantah data ini,” ucap Buwas.
Baca Juga: Impor 440 Ribu Ton Beras Tertahan, Bulog Minta Perpanjangan Izin
3. Jangan rusak situasi demi kepentingan pribadi dan kelompok
ANTARAFOTO/Yulius Satria WijayaMantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini juga meminta agar eks Dirut Bulog itu tidak merusak situasi demi kepentingan pribadi atau kelompoknya semata.
“Jangan campurkan dengan kepentingan pribadi dan kelompok, jangan main-main. Ini pesan saya ke orang yang asal ngomong itu,” katanya.
Baca Juga: Buwas Ngotot Tak Ingin Impor Beras Sampai Juni 2019, Ini 3 Alasannya
Topik:
Berita Terkini Lainnya
