Rupiah Akhirnya Ditutup Menguat Selasa Sore, Ini 3 Sebabnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (27/10/2020) sore ditutup menguat. Rupiah naik 71 poin atau 0,48 persen menjadi Rp14.588 per dolar AS.
Pagi ini rupiah dibuka menguat namun sempat tertekan di siang hari. Ada tiga sebab kenapa rupiah menguat.
1. Rupiah menguat karena kasus COVID-19 AS meningkat
Baca Juga: Skenario Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp20.000 Jadi Sorotan Global
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah karena adanya kekhawatiran atas potensi dampak ekonomi dari kasus COVID-19 yang terus meningkat.
“Kekhawatiran atas potensi dampak ekonomi dari langkah-langkah tersebut mengurangi sentimen dan mendorong investor ke logam kuning safe-haven. Ada lebih dari 43,4 juta kasus COVID-19 di seluruh dunia pada 27 Oktober, menurut data Universitas Johns Hopkins,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/10/2020).
2. Masalah stimulus mentok dan penurunan penjualan rumah di AS
Editor’s picks
Mentoknya pembicaraan stimulus di AS dan penjualan rumah keluarga tunggal baru di bulan September setelah empat bulan berturut-turut meningkat juga menjadi sebab.
"Namun, pasar perumahan tetap didukung oleh suku bunga KPR yang rendah dan meningkatnya permintaan ruang kantor rumah akibat COVID-19," kata Ibrahim.
3. Faktor internal yang mendorong rupiah
Faktor ketiga adalah Bank Indonesia yang sampai saat ini terus membantu dan mengendalikan gejolak mata uang rupiah akibat pandemik COVID-19 yang belum ada penyelesaian.
Ibrahim menilai pasar masih optimis pandemi COVID-19 akan terselesaikan apalagi vaksin untuk pencegahan sebentar lagi didistribusikan sehingga masyakarat kembali tenang dan kembali beraktivitas seperti biasa.
"Sehingga pertumbuhan ekonomi akan kembali berjalan itu bisa di lihat dari konsumsi masyarakat yang terus meningkat dan Investasi yangterus bertambah," katanya.
Baca Juga: Sejarah Bank Indonesia, Pemelihara Kestabilan Nilai Rupiah