Rupiah Dibuka Perkasa tapi Melempem di Penutupan, Ada Apa?

Rupiah melemah menjadi Rp14.098 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (18/11/2020) sore ditutup melemah. Berdasarkan data RTI, rupiah melemah 38 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.098 per dolar AS.

Padahal pada sesi pembukaan pagi, rupiah dibuka menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah sore ini disebabkan karena sentimen eksternal sehingga membuat dolar AS menguat.

"Sentimen eksternalnya yang sangat kuat, meski secara internal sentimen dalam negeri juga kuat, tapi masih kalah dari sentimen penguatan dolar AS," kata Ibrahim kepada IDN Times, Rabu (18/11/2020).

1. Peralihan Presiden AS dan pertemuan Kongres untuk stimulus AS jadi salah satu faktor

Rupiah Dibuka Perkasa tapi Melempem di Penutupan, Ada Apa?Calon Presiden Amerika Serikat Joe Biden di East Las Vegas Community Center di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Sentimen eksternal yang membuat dolar menguat antara lain Pilpres Amerika Serikat yang menuju masa peralihan presiden baru dari Donald Trump ke Joe Biden. Kedua adalah faktor pertemuan Kongres AS antara partai Demokrat dan Republik untuk menggelontorkan stimulus dalam jumlah besar.

"Ini akan ada perdebatan seru antara Demokrat dan Republik sehingga terjadi fluktuatif indeks dolar. Kongres yang tidak menentu ini membuat dolar menguat karena dipimpin mayoritas oleh yang mendukung Trump. Sehingga stimulus ini bisa ditolak. Ini yang buat dolar menguat," ujar Ibrahim.

Baca Juga: Rabu Pagi Ini Rupiah Masih Tak Tertandingi 

2. Lockdown Eropa dan Brexit Inggris

Rupiah Dibuka Perkasa tapi Melempem di Penutupan, Ada Apa?Seorang pria berjalan di pusat kota Amalfi saat pemerintah Italia sudah memberlakukan keputusan untuk memberhentikan seluruh kegiatan penduduknya dan memerintahkan mereka untuk tetap berada di rumah, di Naples, Italia, Kamis (19/3/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Ciro De Luca)

Faktor ketiga adalah lockdown di Eropa akibat kasus COVID-19 sehingga menekan perekonomian di benua biru tersebut. Lalu faktor keempat menguatnya dolar adalah pertemuan Inggris dan Uni Eropa pada minggu depan.

"Ini yg mengakibatkan indeks dolar fluktuatif dan menuju penguatan sehingga rupiah melemah," kata Ibrahim.

3. Sentimen dalam negeri yang membuat rupiah tidak tertekan terlalu dalam

Rupiah Dibuka Perkasa tapi Melempem di Penutupan, Ada Apa?Kapolri Jenderal Idham Aziz. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Ibrahim mengatakan ketegasan pemerintah dalam penanganan COVID-19 membuat rupiah tidak tertekan terlalu dalam dari penguatan dolar. Hal itu ditunjukan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi, dan Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto karena dianggap tidak melaksanakan perintah untuk menegakkan protokol kesehatan.

"Ini mengindikasikan pemerintah terus intens menegakkan protokol kesehatan sehingga pasar merasa aman. Mereka investasi karena kondisi politik cukup stabil. Secara fudamental rupiah cukup bagus. Cuma eksternal cukup dalam. Kalau sentimen eksternal bagus, rupiah menguatnya tinggi," kata Ibrahim.

Baca Juga: Mantap, Rupiah Terus Menguat Lawan Mata Uang Dunia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya