Rupiah Menguat di Luar Perkiraan karena Stimulus AS dan Brexit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS. Menurut data Bloomberg, hingga pukul 10.00 WIB, rupiah berada di level Rp13.880 per dolar AS.
"Penguatan rupiah ini di luar ekspetasi karena terus menguat sejak pembukaan," kata Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra kepada IDN Times, Senin (4/1/2021).
1. Faktor penguatan rupiah pagi ini
Ariston memaparkan penguatan rupiah dikarenakan pembahasan stimulus Amerika Serikat yang akan terus digenjot di tahun ini sehingga mendorong pelemahan dolar. Sentimen lainnya adalah kesepakatan Inggris dan Uni Eropa terkit Brexit.
"Vaksinasi covid-19 yg mulai gencar di seluruh dunia. rngkaian ini mendorong penguatan rupiah," ujar Ariston.
Baca Juga: Penutupan Akhir Tahun, Rupiah Menguat karena Rencana Vaksin di 2021
2. Data dalam negeri yang masih belum menentu
Editor’s picks
Meski demikian, Ariston mengatakan Indonesia harus mewaspadai adanya kenaikan kasus COVID-19 yang dapat melemahkan rupiah. Sementara menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, masyarakat yang semakin disiplin terhadap protokol kesehatan meyakinkan pasar bahwa Indonesia baik-baik saja.
"Yang paling penting protokol kesehatan di mana masyarakat sudah tahu diri apa yang diinginkan pemerintah. Tahun baru Jakarta sepi, meski ada yang pulang ke daerah. Sehingga wajar rupiah dalam perdagangan awal signifikan," katanya.
3. Rupiah diprediksi terus menguat hingga penutupan
Ariston memprediksi rupiah akan terus bergerak menguat hingga penutupan sore ini. Meski akan ada tekanan, rupiah akan ditutup di level Rp13.900-an.
"Sementara dengan kondisi seperti ini di kuartal I, rupiah bisa tembus Rp13.000 per dolar AS sampai Rp13.500 per dolar AS," katanya.
Baca Juga: [KALEIDOSKOP] Denyut Perekonomian Indonesia dalam Hantaman COVID-19