Rupiah Senin Pagi Stagnan karena Stimulus Amerika Serikat

Rupiah stagnan sejak Jumat

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (26/10/2020) pagi bergerak stagnan. Stagnan rupiah disebabkan belum adanya titik temu paket stimulus lanjutan di Amerika Serikat.

Hingga pukul 10.15, rupiah berada pada level 14.665 per dolar AS. Dengan titik terendah pagi ini di level 14.650 per dolar dan titik tertinggi 14.695 per dolar.

Baca Juga: Rupiah Stagnan Gara-gara Realisasi Investasi dan Faktor AS

1. Stimulus AS yang buntu

Rupiah Senin Pagi Stagnan karena Stimulus Amerika SerikatJoe Biden saat menyampaikan jawaban dalam Debat Calon Presiden Amerika Serikat pada Kamis, 22 Oktober 2020 (Twitter.com/JoeBiden)

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sentimen negatif dari kebuntuan negosiasi stimulus AS, dan meningkatnya kasus penularan COVID-19 di dunia bisa menekan turun pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

Menurut Ariston, kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan terganggunya pemulihan ekonomi karena buntunya negosiasi stimulus AS, bisa mendorong pasar mencari aman di dolar AS.

"Dari dalam negeri, pasar masih mewaspadai perkembangan penolakan UU Cipta Kerja," ujar Ariston seperti dilansir ANTARA, Senin (26/10/2020).

2. Perkiraan pergerakan rupiah

Rupiah Senin Pagi Stagnan karena Stimulus Amerika SerikatIlustrasi Harga Saham Naik (Bullish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.600 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS.

3. Rupiah stagnan sejak Jumat

Rupiah Senin Pagi Stagnan karena Stimulus Amerika Serikatilustrasi. IDN Times/Ita Malau

Rupiah yang ditransaksikan antar-bank di Jakarta pada Jumat (23/10/2020) sore ditutup stagnan pada level Rp14.660 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut stagnannya rupiah dipengaruhi faktor di Amerika Serikat seperti debat presiden, upaya stimulus, perbaikan perekonomian hingga faktor dalam negeri seperti realisasi investasi kuartal III yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Baca Juga: Sempat Dibuka Menguat, Rupiah Kini Tertekan Faktor Stimulus AS

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya