Rupiah Stagnan Gara-gara Realisasi Investasi dan Faktor AS

Debat presiden AS dan realisasi investasi jadi fakornya

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (23/10/2020) sore ditutup stagnan pada level Rp14.660 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut stagnannya rupiah dipengaruhi faktor di Amerika Serikat seperti debat presiden, upaya stimulus, perbaikan perekonomian hingga faktor dalam negeri seperti realisasi investasi kuartal III yang dirilis BKPM.

1. Debat presiden AS dan upaya stimulus

Rupiah Stagnan Gara-gara Realisasi Investasi dan Faktor ASJoe Biden saat menyampaikan jawaban dalam Debat Calon Presiden Amerika Serikat pada Kamis, 22 Oktober 2020 (Twitter.com/JoeBiden)

Ibrahim mengatakan debat Presiden AS Donald Trump dan Joe Biden memengaruhi rupiah. Di mana Trump terus-menerus menyela Biden dan moderator Chris Wallace.

"Bookmaker Ladbrokes men-tweet bahwa pasar taruhan menunjukkan pergerakan kecil yang menguntungkan Trump segera setelah debat. Namun, beberapa investor mengharapkan kehati-hatian dan tidak ada langkah besar menjelang pemilihan," kata Ibrahim melalui keterangan tertulisnya, Jumat (23/10/2020).

Kedua adalah harapan yang terus-menerus bahwa Kongres akan mengeluarkan paket stimulus sebelum pemilihan dan keyakinan bahwa pengeluaran akan mengikuti, tidak peduli siapa yang terpilih, telah mendorong aksi jual di pasar obligasi untuk mengantisipasi lebih banyak pinjaman pemerintah.

"Ketua DPR Nancy Pelosi pada hari Kamis optimis bahwa kesepakatan akan dicapai 'segera'. Ia mengatakan bahwa kemajuan sedang dibuat dalam pembicaraan dengan Gedung Putih. Namun, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow memperingatkan bahwa masih ada perbedaan kebijakan yang signifikan yang tidak mungkin diselesaikan sebelum pemilihan, yaitu penentangan Senat Republik terhadap label harga tindakan tersebut," kata Ibrahim.

Selain itu, AS juga merilis data positif pada hari Kamis. Klaim pengangguran mingguan turun menjadi 787.000 selama seminggu terakhir, dibandingkan yang diharapkan 860.000 dan klaim minggu sebelumnya 842.000. Penjualan rumah yang ada juga melonjak menjadi 6,54 juta pada bulan September, tertinggi dalam 14 tahun.

Baca Juga: Skenario Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp20.000 Jadi Sorotan Global 

2. Faktor dalam negeri yang memperkuat rupiah

Rupiah Stagnan Gara-gara Realisasi Investasi dan Faktor ASIDN Times / Auriga Agustina

Dari dalam negeri, rupiah didorong karena awal bulan depan akan dirilis PDB kurtal ketiga yang kemungkinan terkontraksi tipis di minus 1 hingga 2,9 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Ibrahim menyebut Indonesia mungkin resesi, tetapi bukan berarti tidak ada harapan ekonomi akan kembali membaik. Hal itu dilandasi rilis data investasi yang sedikit lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis.

"Sehingga ada kemungkinan PDB di kuartal keempat akan lebih baik. Juga dibarengi dengan konsumsi masyarakat yang terus meningkat dan ada wacana di bulan November 2020 PSBB Transisi di DKI Jakarta akan berubah menjadi New Normal sehingga masyarakat sudah kembali beraktivitas seperti biasa dan tetap kalau keluar rumah menggunakan masker, menjaga jarak dan cuci tangan," ujarnya.

3. Rupiah sempat tertekan

Rupiah Stagnan Gara-gara Realisasi Investasi dan Faktor ASilustrasi. IDN Times/Ita Malau

Rupiah sempat dibuka menguat menjadi Rp14.646 per dolar AS, namun kemudian terkontraksi menjadi Rp14.662 per dolar AS karena masih belum disepakatinya paket stimulus lanjutan di Amerika Serikat.

"Stimulus fiskal AS yang masih juga belum disepakati, memberikan sentimen negatif ke pasar keuangan pagi ini," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, Jumat (23/10/2020) dilansir dari ANTARA.

Baca Juga: 5 Cara Ini Bisa Kamu Lakukan untuk Bantu Perkuat Nilai Tukar Rupiah 

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya