Satu Tahun Wishnutama Jabat Menparekraf, Ini 5 Hal yang Jadi Sorotan

Eks bos NET ini langsung terganjal masalah di awal menjabat

Jakarta, IDN Times – Jumat (23/10/2020) mengenapkan satu tahun Wishnutama Kusubandio menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak dilantik oleh Presiden Joko "Widodo" di di Istana Negara tahun lalu.

Baru beberapa hari menjabat menteri, eks Komisioner Utama NET Mediatama Televisi ini langsung dihadapkan tugas berat dari Presiden Jokowi: mendapatkan total 18 juta wisatawan mancanegara (wisman) hingga akhir tahun 2019.

Hingga akhir Agustus 2019, menurut data BPS secara kumulatif (Januari–Agustus 2019), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 10,87 juta kunjungan. Artinya, perlu sekitar 8 juta wisatawan untuk mencapai target yang diterimanya. Pada akhirnya, target itu tidak tercapai.

BPS melaporkan hingga akhir Desember 2019, tercatat ada 16,11 juta kunjungan wisman. Wishnutama memang tidak bisa sepenuhnya disalahkan, usai dilantik, ia hanya memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk mencapai target kekurangan 8 juta wisman.

"Bagaimana meningkatkan itu dalam waktu kurang dari sebulan, gak bisa dua bulan dong ngomongnya. Sekarang Oktober, November. Sudah gak ada yang mengubah destinasi wisata di tahun ini," katanya pada 26 Oktober 2019 lalu.

Tantangan berat ada di pundak Wishnutama karena bergabungnya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Kementerian Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam setahun ini, IDN Times mencatat setidaknya ada lima hal yang patut menjadi sorotan bagi Wishnutama dan kementerian yang dipimpinnya, apa saja?

1. Pernyataan Wishnutama yang salah dikutip soal menjadikan Bali dan Danau Toba pariwisata halal

Satu Tahun Wishnutama Jabat Menparekraf, Ini 5 Hal yang Jadi SorotanIDN Times/ Helmi Shemi

Salah satu kontroversi awal Wishnutama adalah ucapannya yang ingin menjadikan Bali dan Danau Toba menjadi wisata ramah wisatawan mancanegara (wisman) muslim. Berita itu menuai banyak pendapat dan respons. Sejatinya, ada kesalahan penulisan berita oleh salah satu media. Hal itu pun dikonfirmasi oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster.

“Saya kira Pak Wishnutama secara pribadi sudah WhatsApp ke saya. Bahwa terjadi miss komunikasi, miss pemberitaan di media yang dilakukan oleh Sindo. Tapi buat saya pasti di forum itu ada sesuatu yang berkenaan dengan wisatawan yang ramah dengan umat muslim. Jadi apakah itu dikaitkan langsung oleh Bali atau Toba tidak tahu,” ucapnya pada Senin, 11 November 2019.

Berdasarkan catatan IDN Times, Menteri Pariwisata sebelumnya, Arief Yahya pernah berkomentar soal menjadikan Bali sebagai pariwisata halal. Sebab, sejak awal brand positioning Bali bukan dijadikan destinasi pariwisata halal, melainkan pariwisata budaya dengan konsep Tri Hita Karana. Konsep itu meyakini perlu menjalin hubungan baik dengan Tuhan sang Maha Pencipta, sesama manusia dan alam.

"Bali itu secara umum adalah (pariwisata) yang mengandalkan budaya dan di belakang budaya itu, ada filosofi yaitu Tri Hita Karana. Yang telah terjadi sekarang itu lah yang terkuat untuk Bali," ujar Arief ketika ditemui di kantor Kementerian Pariwisata pada Selasa malam (26/1/2019).

Dengan brand positioning Bali yang mengedepankan budaya lokal, menjadi magnet untuk para turis, termasuk wisatawan Timur Tengah. "Kan masing-masing sudah ada brand positioning sendiri. Lombok ada, Aceh ada dan Sumbar juga ada," katanya lagi.

Baca Juga: Wishnutama Sebut Turis Lokal Bisa Datangkan Devisa Rp60 Triliun

2. Perubahan logo Kemenparekraf yang mengundang kritik

Satu Tahun Wishnutama Jabat Menparekraf, Ini 5 Hal yang Jadi SorotanMenparekraf, Wishnutama tinjau persiapan hotel untuk isolasi pasien COVID-19 (Dok. Kemenparekraf)

Perubahan logo juga menjadi sorotan masyarakat, khususnya warganet. Kala itu, banyak yang menyebut logo Kemenparekraf terlalu kaku. Banyak kalangan menilai logo baru tersebut mirip dengan lembaga-lembaga di Amerika Serikat. Wishnutama beralasan perubahan logo itu memang sengaja dibuat formal agar ada beda dengan logo branding.

"Logo kementerian itu resmi sehingga ada pembeda, ini logo yang promosi dan ini logo yang resmi. Kalau dari segi komunikasi, logo harus jelas, sekilas saja sudah jelas, oh ini logo resmi kementerian, oh ini logo branding pemasaran," katanya menjelaskan seperti dilansir ANTARA.

3. Isu soal menjabat komisaris di Tokopedia

Satu Tahun Wishnutama Jabat Menparekraf, Ini 5 Hal yang Jadi SorotanIDN Times/Shemi

Sekitar pertengahan Mei 2010, beredar kabar yang menyebut Tama, sapaan akrab Wishnutama masih menjabat sebagai salah satu komisaris di Tokopedia. Tama langsung membantah kabar tersebut. Ia mengatakan telah melepas semua jabatan ketika ditunjuk menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo Oktober 2019 lalu.

"Pada tanggal 21 Oktober saat saya diminta untuk jadi Menteri sore itu dan besoknya saya langsung mengundurkan diri dari semua jabatan swasta sesuai peraturan yang ada," ujar Tama kepada IDN Times, Senin, 18 Mei 2020.

Vice President of Corporate Communications Nuraini Razak membenarkan Tama pernah menjabat salah satu komisaris di Tokopedia. Namun, dia memastikan Tama telah mengundurkan diri sejak 21 Oktober 2019.

"Iya betul pernah menjabat, tapi sudah tidak (lagi). Pak Wishnutama telah mengundurkan diri pada tanggal 21 Oktober 2019, sebelum Bapak Wishnutama dilantik sebagai pejabat publik, effective immediately hari itu juga," terang Nuraini kepada IDN Times.

Kabar itu menyeruak berdasarkan data perubahan terakhir Anggaran Dasar PT Tokopedia yang dicatatkan di Kementerian Hukum dan HAM pada 26 Desember 2019. Berdasarkan data itu, eks bos NET TV tersebut tercatat sebagai salah satu komisaris bersama tujuh komisaris lainnya termasuk Komisaris Utama, Agus DW Martowardoyo.

Baca Juga: Wishnutama Beberkan Daftar Insentif Pariwisata yang Bakal Diluncurkan

4. Tidak termasuk 10 menteri terbaik versi Indo Barometer

Satu Tahun Wishnutama Jabat Menparekraf, Ini 5 Hal yang Jadi SorotanMenparekraf, Wishnutama tinjau persiapan hotel untuk isolasi pasien COVID-19 (Dok. Kemenparekraf)

Wishnutama juga tidak termasuk 10 menteri dengan kinerja terbaik versi hasil survei 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin. Survei ini dilakukan Indobarometer pada periode 9-15 Januari 2020. Padahal pada awal dilantik menjadi menteri, banyak yang menjagokan pria yang dikenal kreatif ini akan memajukan dunia pariwisata Indonesia.

Indobarometer menjatuhkan 10 menteri terbaik versi survei mereka kepada: Prabowo Subianto (26,8 persen), Sri Mulyani Indrawati (13,9 persen), Erick Thohir (12,6 persen), Mahfud Md (7,3 persen), Nadiem Anwar Makarim (5,2 persen), Basuki Hadimuljono (1,8 persen), Syahrul Yasin Limpo (1,4 persen), Muhammad Tito Karnavian (1,4 persen), Muhadjir Effendy (0,9 persen) dan Luhut Binsar Pandjaitan (0,9 persen).

Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari juga mengatakan Prabowo menjadi menteri paling populer dengan 18,4 persen, disusul Sri Mulyani (10,6 persen), Erick Thohir (8,2 persen), Mahfud MD (7,9 persen), dan Nadiem sebesar (5,3 persen).

5. Insentif untuk influencer demi menggairahkan pariwisata di awal pandemik COVID-19

Satu Tahun Wishnutama Jabat Menparekraf, Ini 5 Hal yang Jadi SorotanIDN Times/Shemi

Tama juga sempat mengatakan akan mencari influencer untuk mendongkrak pariwisata Indonesia. Hal itu disampaikannya konferensi 2045: Collaboration to Ignite Creative Industry oleh Vokraf, Jumat, 28 Februari malam. Saat itu, COVID-19 sudah melanda di berbagai negara tapi belum kasusnya belum ditemukan di Indonesia. 

"Malam ini, mau kita rapatkan siapa-siapa saja," kata Wishnutama di Perpustakaan Nasional, Jakarta.

Eks bos NET TV ini menjelaskan kementeriannya akan mencari influencer berdasarkan engagement dan dampak yang bisa diberikan ke Indonesia. Dia menyebut jumlah influencer yang akan digaet pemerintah berkisar 10-15 orang. "Tergantung target market, kalau targetnya Amerika yang influencer dari Amerika," ujar Wishnutama.

Ide itu awalnya berasal dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di mana pemerintah akan mengucurkan dana Rp298,5 miliar untuk menarik wisatawan luar ke Indonesia. Dari Rp298,5 miliar, ada dana sebesar Rp72 miliar untuk influencer.

"Ada dana untuk maskapai penerbangan dan travel agent sebesar Rp98,5 miliar, promosi wisata Rp103 miliar dan kegiatan turisme Rp25 miliar," kata Airlangga di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Februari 2020.

Tama kemudian mengklarifikasi besaran dana tersebut. Menurutnya, ada banyak komponen dari Rp72 miliar tersebut. "Jadi Rp72 miliar itu untuk promosi, pengenalan destinasi wisata, dan salah satunya influencer," kata Wishnutama di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (28/2).

Namun insentif ini kemudian dibatalkan setelah dua warga negara Indonesia (WNI) telah dinyatakan terinfeksi wabah virus corona. "Ditunda, di-review dulu," kata Tama.

Baca Juga: Wishnutama Bantah Tudingan Masih Menjabat Komisioner Tokopedia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya