Sebut 2 Sektor Loyo di Kuartal II, Didik Rachbini: Menterinya Nganggur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini mengkritik dua sektor yang dianggap potensial saat krisis namun justru tidak berkutik saat pandemik COVID-19. Kedua sektor itu menurut didik adalah sektor informasi dan komunikasi (infokom) dan sektor kesehatan. Ia mengkritik habis menteri yang menangani kedua sektor tersebut.
"Tapi peluang yang bagus seperti sektor informasi dan komunikasi. Itu harusnya tumbuh dua digit, tidak seperti sekarang. Ini artinya menterinya nganggur, gak mikir, tidak punya daya inovasi, diam, menunggu, gak melakukan apa-apa," kata Didik dalam webinar daring Indef, Kamis (6/8/2020).
Data BPS mencatat sektor infokom hanya tumbuh 4,66 persen (yoy) sedangkan sektor kesehatan 3,71 persen (yoy). Sementara secara kuartal, infokom hanya 3,44 persen (QtQ) dan sektor kesehatan minus 4,15 persen (QtQ).
1. Padahal menurut Didik gampang banget bangun sektor infokom
Didik memberikan sarah ke pemerintah untuk sektor infokom. Dengan sudah siapnya Palapa Ring, pemerintah perlu mendapat dukungan dari perusahaan IT milik swasta untuk menyebarkan fiber optic ke seluruh Indonesia. Namun permasalahan muncul karena mahalnya biaya sewa tiang listrik.
Padahal seharusnya pemerintah bisa memberikan sewa secara cuma-cuma, diskon separuh harga atau menggunakan subsidi.
"Karena tingkat elektrifikasi dari listrik itu sudah 95 persen di seluruh Indonesia. Kalau banyak daerah tidak dapat sinyal listrik, itu mutlak ketidakmampuan pemerintah dalam kebijakan infokom," ucapnya.
Baca Juga: Ekonomi RI Minus 5,32 Persen, Airlangga: Tidak Sedalam Negara Lain
2. Sektor kesehatan layaknya drakula
Kedua, Didik menyebut sektor kesehatan bak drakula penghisap darah devisa karena besarnya impor hingga 90 persen dan mafia yang bermain di dalamnya. Akibatnya, kata Didik, rakyat tidak mempunyai akses ke obat-obatan karena indikasi monopoli.
"Rakyat tidak punya akses ke obat gara-gara indikasi monopoli dan perhantuan sektor kesehatan, ini harus diubah. Jadi pengusaha sektor kesehatan kaya-kaya, menikmati untung," katanya.
3. Sektor pendidikan juga harusnya bisa berkembang
Didik menambahkan, sektor pendidikan juga harusnya bisa berkembang dan tidak terhambat seperti sekarang ini. Lagi-lagi, masalahnya ada pada sektor infokom.
"Sekarang terhambat, anak-anak tidak bisa belajar karena tidak dapat internet. Padahal dengan tiang listrik dialiri gampang. Pemerintah gak berpikir, kerjanya marah-marah saja," ujar Didik.
Baca Juga: Pemerintah Dituding Penyebab Kita Terancam Resesi di Kuartal Depan