Siap-siap! Satu Unicorn E-Commerce Bakal IPO di BEI 2021

Berminat beli sahamnya?

Jakarta, IDN Times - Bursa Efek Indonesia memastikan akan ada satu startup e-commerce berstatus unicorn yang akan melantai di bursa atau mencatatkan saham perdana (IPO) di tahun ini.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI), Laksono W. Widodo mengatakan dari 29 calon perusahaan yang akan IPO, ada 6 perusahaan yang IPO per 5 Februari.

"Harapan kami adalah salah satu unicorn besar, kami harap semoga bisa listing di BEI," kata Laksono, dalam diskusi virtual, Kamis (11/2/2021).

Baca Juga: Gojek dan Tokopedia Dikabarkan Bakal Merger, IPO di Bursa AS-Indonesia

1. BEI masih rahasiakan unicorn e-commerce yang akan IPO

Siap-siap! Satu Unicorn E-Commerce Bakal IPO di BEI 2021Ilustrasi e-commerce. IDN Times/Helmi Shemi

Namun demikian, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan pihaknya belum dapat mengungkapkan nama startup e-commerce yang akan melantai di BEI tersebut. Ia berharap proses IPO ini bisa berjalan dengan cepat dan baik.

"Kalau saya sebut e-commerce, saya yakin bapak/ibu sudah tahu dan mohon maaf sesuai protokol kami belum dapat menyampaikan karena masih dalam proses," ucapnya.

2. BEI ajak perusahaan unicorn lain untuk melantai di BEI

Siap-siap! Satu Unicorn E-Commerce Bakal IPO di BEI 2021Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Baca Juga: 25 Tahun IPO, Telkom Percepat Transformasi Digital 

Nyoman juga menjelaskan bahwa BEI berusaha membujuk unicorn lain untuk melantai di bursa. Pihak BEI sudah beberapa kali bertemu dengan founder dan top manajamen dari para unicorn tersebut.

"Kita dengar apa yang bisa bursa bantu dan kapital market dapat lakukan. Sehingga mereka dapat utilisasi pasar modal untuk pertumbuhan mereka," ujarnya.

3. Tiga permintaan dari unicorn untuk melantai di BEI

Siap-siap! Satu Unicorn E-Commerce Bakal IPO di BEI 2021(Tokopedia) www.tokopedia.com

Ada tiga syarat yang diberikan para unicorn bila ingin mencatatkan saham mereka di BEI. Pertama adalah para unicorn mau masuk papan demand board atau papan utama. Nyoman menyebut unicorn lebih mementingan intangible asset atau aset yang tak berwujud alih-alih tangible asset.

"Bagi unicorn bukan tangible tapi intangible-nya, yang tidak berwujud yang besar. Kami dari bursa segera follow up dan kami berikan ruang pilihan untuk bisa masuk main market. Kita masukan unsur lain seperti kita buka dari sisi pendapatan dan market capitalization. Kami tetap menjaga kualitas main board, tapi tetap perhatikan karakteristik dari perusahaan-perusahaan yang baru tumbuh yang utilisasi tekno dan inovasi," imbuh dia.

Permintaan unicorn yang kedua yaitu mengharapkan dapat dimasukkan sesuai klasifikasi sub-sektor perusahaan mereka. Dengan begitu mereka bisa bersaing apple to apple dengan perushaan lain dan bisa menyampaikan pertumbuhan atau kinerja mereka berdasarkan perusahaan yang serupa.

Ketiga adalah permintaan terkait hak khusus bagi founder mereka berupa dual class share. Artinya jumlah saham dalam hal satu saham dari founder memiliki hak lebih besar daripada saham biasa untuk pengambilan keputusan.

Baca Juga: Pasar E-commerce Asia Tenggara Tumbuh Pesat, Indonesia Kalahkan India

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya