Skandal Laporan Bank Dunia, Sandiaga Mau Bikin EODB Pariwisata Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan kementeriannya akan membuat standar penilaian untuk mengukur tingkat kemudahan berusaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal ini disampaikan pascaskandal manipulasi data di laporan Bank Dunia, Ease of Doing Business (EODB) atau Kemudahan Berbisnis.
“Di tengah pandemik, terjadi skandal yang ditemukan oleh World Bank dan ini mengakibatkan kita di Kemenparekraf ingin ada self assessment terhadap competitiveness kita,” kata Sandiaga dalam press briefing pada Senin, (20/9/2021).
Baca Juga: Bahlil Yakin Kemudahan Bisnis RI Oke meski Tanpa Laporan Bank Dunia
1. Standar kemudahan berusaha sendiri Kemenparekraf hanya punya syarat-syarat khusus
Sandiaga menjelaskan bahwa dalam membangun standar kemudahan berusaha sendiri atau Travel Tourism Competitiveness Index (TTCI), pihaknya harus mempunyai aturan yang jelas.
"Kita harus punay self asesement yang accountable, independent, dan fairness untuk memastikan angka competitiveness kita dengan tidak bergantung ke competitiveness yang dilakuka pihak luar yang gak bisa kiat cek atau audit kebenaran secara transparan," ujarnya.
2. Skandal EODB jadi pelajaran buat Indonesia
Editor’s picks
Terlepas dari itu, eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyayangkan skandal di Bank Dunia terkait EODB tersebut. Pasalnya, Indonesia selalu mengacu pada EODB selama ini.
Indonesia bahkan menerbitkan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law untuk memacu kemudahan berbisnis di Indonesia. Indonesia mengejar peringkat 40 besar negara dengan skor kemudahan berinvestasi menurut laporan tahunan Bank Dunia itu.
"Dan kita sudah berhasil melakukan beberapa reinforcement structural melalui (UU) Cipta Kerja. Ini harus kita ambil hikmahnya," ucap Sandiaga.
3. Kronologi skandal EODB IMF
Kamis lalu, Bank Dunia menyebut bahwa Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva telah menekan staf Bank Dunia untuk mengubah data laporan tersebut untuk mendukung China. Hal itu diduga terjadi saat ia menjabat sebagai CEO Bank Dunia.
Laporan Bank Dunia tersebut menemukan bahwa Georgieva dan pejabat senior Bank Dunia lainnya telah menerapkan tekanan yang tidak semestinya pada staf untuk meningkatkan peringkat China dalam laporan EODB.
Georgieva pada Jumat (17/9/2021), membantah tuduhan tersebut.
“Biarkan saya menjelaskannya secara sederhana kepada Anda. Tidak benar. Baik dalam kasus ini, maupun sebelum atau sesudahnya, saya telah menekan staf untuk memanipulasi data,” kata Georgieva kepada staf IMF dalam pertemuan dengan 2.700 staf IMF.