Soal Maskapai Asing, Menpar Minta Mencontoh Industri Telekomunikasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mendukung rencana Presiden Joko 'Jokowi' Widodo yang akan membuka penerbangan bagi maskapai asing di Indonesia untuk penerbangan domestik.
"Bisa (jadi solusi) karena pak Presiden sudah mendahului saya boleh," kata Arief di gedung Kementerian Pariwisata, Selasa (11/6).
1. Monopoli atau duopoli akan membuat pelayanan kepada masyarakat jadi buruk
Arief yang lama berkarier di Telkom mengatakan akan ada dampak buruk jika Telkom tidak memiliki pesaing dalam layanan telekomunikasi.
"Kamu kalau membiarkan Telkom itu monopoli, pelayanan itu akan buruk seperti yang buruk sekarang kalau dia monopoli. Maka kompetisi lah yang akan menghasilkan pelayanan terbaik dengan harga yang terbaik," ujarnya.
Baca Juga: Akan Ajak Maskapai Asing Ekspansi di RI, Presiden Jokowi Didukung PHRI
2. Perlu mencontoh Telkom yang bersaing dengan perusahaan asing
Persaingan pun harus dibuka seperti bidang telekomunikasi dimana Telkom bersaing dengan Ooredoo asal Qatar dan juga Axiata asal Malaysia.
Editor’s picks
"Kamu tahu apa yang ada di telekomunikasi? Ada kompetisi, ada Telkom Indonesia, ada Qatar Ooredo, ada Axiata. ada yang terjadi? Gak apa," ucap mantan Dirut Telkom ini.
3. Jangan sampai masyarakat tidak punya pilihan
Ia berpesan agar perusahaan penerbangan jangan takut kalah bersaing dan menekankan pentingnya pelayanan bagi masyarakat terlebih dahulu alih-alih menaikan harga tiket.
"Jangan khawtair akan kalah. Tapi kita harus mikir dua sisi. Sisi yang pertama adalah masyarakat. Jangan masyarakat dibuat tidak ada pilihan," katanya.
4. Demi pelayanan terbaik untuk masyarakat
Arief positif dengan adanya maskapai asing masuk ke Indonesia akan berdampak pada layanan terbaik untuk masyarakat, termasuk soal harga.
"(Bisa meningkatkan wisawatan) sangat karena pasti dengan kompetisi, pelayanan akan lebih bagus dan harga akan lebih bagus," katanya.
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Kemenhub Minta Maskapai Tegur Mitra Penjual