Terdesak Buah Impor, Pemerintah Gencarkan Promosi Buah Nusantara

Buah lokal gak kalah juara sama impor kok

Jakarta, IDN Times - Pemerintah meluncurkan Gelar Buah Nusantara (GBN) ke-5. Gerakan ini untuk menggali potensi bisnis komoditas buah asli nusantara, menyosialisasikan buah asli nusantara kepada masyarakat konsumen untuk mengurangi konsumsi buah impor, sekaligus mendorong peningkatan agrobisnis buah asli nusantara.

“Pemerintah mendorong agar buah asli nusantara menjadi pemain utama pasar buah dalam negeri sekaligus guna peningkatan ekspor, agar dapat meningkatkan pendapatan petani,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers daring, Senin (10/8/2020).

1. Terdesak buah impor

Terdesak Buah Impor, Pemerintah Gencarkan Promosi Buah NusantaraIlustrasi Buah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Ditinjau dari aspek perdagangan, saat ini Neraca perdagangan buah-buahan Indonesia masih defisit Rp19,1 triliun. Besarnya defisit ini dipengaruhi terutama oleh impor 4 jenis buah-buahan yaitu anggur, apel, jeruk, dan pir dengan total nilai impor sebesar Rp16,7 triliun.

Sedangkan untuk jenis buah-buahan yang memberikan kontribusi ekspor yang besar adalah manggis, nanas, pisang, salak, dan mangga dengan nilai Rp986,1 miliar.

Kondisi ini diperparah pandemik COVID-19, impor buah pada triwulan I 2020 mengalami penurunan sebanyak 14,5 ribu ton, turun 45 persen dibandingkan impor di bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, impor buah turun hingga 54 persen.

Baca Juga: Ekspor-Impor Terbesar Indonesia dengan Tiongkok

2. Konsumsi buah masyarakat masih rendah

Terdesak Buah Impor, Pemerintah Gencarkan Promosi Buah NusantaraIlustrasi Supermarket (IDN Times/Anata)

Selain itu, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS September 2019, rata-rata konsumsi buah oleh masyarakat Indonesia hanya 41,95 kkal/kapita/hari, atau sekitar 67 gram/kapita/hari. Angka tersebut masih jauh di bawah rekomendasi konsumsi buah oleh WHO yaitu sebesar 150 gram/kapita/hari.

Realita ini berbanding terbalik dengan produksi buah lokal yang mengalami tren kenaikan produksi rata-rata dalam 4 tahun terakhir sebesar 10,12 persen.

“Kenaikan produksi buah lokal meningkatkan peluang ekspor sekaligus juga substitusi buah impor, mengingat permintaan akan buah lokal juga meningkat sejak pandemi COVID-19, khususnya buah yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan memberikan manfaat kesehatan,” kata Airlangga.

3. Sektor pertanian tumbuh selama pandemik

Terdesak Buah Impor, Pemerintah Gencarkan Promosi Buah NusantaraIDN Times/Ayu Afria

Bahkan, di tengah kontraksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020, sektor pertanian justru tumbuh mencapai 16,24 persen, tertinggi di antara sektor terbesar lainnya seperti industri, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

Pertumbuhan tersebut menunjukkan ketahanan sektor pertanian dalam masa pandemi Covid-19. Hal ini tak terlepas oleh beberapa kondisi yaitu: sektor pertanian berkaitan dengan kebutuhan pangan, sehingga permintaannya stabil. Kedua, kegiatan pada sektor pertanian lebih mudah beradaptasi dengan protokol kesehatan; dan ketiga bertambahnya tenaga kerja yang beralih ke sektor pertanian.

“Saya berharap program ini dapat terus digulirkan dan dapat menjadi gerakan berkelanjutan yang dapat menjadi momentum kebangkitan buah nusantara dan memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk mencintai produk buah lokal, serta meningkatkan konsumsi buah nusantara dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Airlangga.

Baca Juga: Cara Mudah Turunkan Kolesterol Tinggi, Makanlah 8 Buah-buahan Ini

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya