Transaksi Digital Indonesia Bisa Sumbang PDB Sampai Rp219 Triliun

Wow, mayoritas sekarang pakai transaksi digital

Jakarta, IDN Times - Pandemik virus corona ini membuat banyak perubahan dari berbagai sektor. Salah satunya perbankan yang mempercepat adaptasi teknologi digital dan contact less payment.

Direktur IT PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sekaligus Pengurus Pusat Perbanas Rico Usthavia Frans menyebut, transaksi digital di Indonesia bahkan punya potensi yang luar biasa terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

"Kalau kita ini menaikkan transaski e-payment sampai 5 kali, maka dampaknya US$5 miliar. Kalau sampai 15 kali lipat, maka dampaknya bisa US$15 miliar, ini impact yang luar biasa besar," kata Rico dalam webinar Banks and the New Normal, Sabtu (25/7/2020).

1. Tapi masih minim banget yang pakai transaksi digital

Transaksi Digital Indonesia Bisa Sumbang PDB Sampai Rp219 TriliunIlustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Sayangnya, berdasarkan data yang ia punya, transaksi digital di Indonesia cuma 25 kali per orang per tahun. Angka ini masih jauh kalau dibandingkan negara seperti Thailand (63 transaksi), Malaysia (96 transaksi), Australia (433 transaksi) dan Singapura (748 transaksi).

"Kenapa e-payment penting? Karena akan mengurangi shadow economy dan bisa langsung membantu GDP. Studi bahwa kalau kita mengembangkan e-payment, maka GDP kita bisa naik sampai 10-15 persen," ujarnya.

Baca Juga: Ini Cerita Sukses Mahasiswa Pasarkan Hewan Kurban Via Digital

2. Transaksi digital bank kalah oleh non bank

Transaksi Digital Indonesia Bisa Sumbang PDB Sampai Rp219 Triliunilustrasi pembayaran cashless (IDN Times/Mela Hapsari)

Rico melanjutkan, untuk transaksi digital seperti pembayaran menggunakan ATM atau debet card saat ini cenderung datar, begitu juga dengan kredit. Saat ini, keduanya sudah tersalip oleh uang elektronik yang dikelola non bank.

"(Tersalip) bukan dari perbankan tapi non bank sejak 2018. Kalau perbankan banyak fokus di e-money," ucapnya.

3. Perlu upaya kolaborasi masif

Transaksi Digital Indonesia Bisa Sumbang PDB Sampai Rp219 TriliunIlustrasi Cashless (IDN Times/Arief Rahmat)

Direktur Digital dan Teknologi Informasi (TI) BRI Indra Utoyo mengatakan, untuk meningkatkan transaksi digital ini diperlukan kolaborasi masif dengan berbagai instrumen dan platform.

"Online banking luar biasa. Indonesia cukup tinggi. Ini tantangan bagi IT untuk menyiapkan reability supaya kostumer tetap bisa nyaman," ujarnya.

Baca Juga: Baparekraf Latih UMKM Go Digital Agar Bisa Bersaing dengan E-Commerce

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya