Uang di Bank Banyak, Tapi Kok Gak Ada yang Pinjam?

Masa pandemik COVID-19 gini banyak yang nahan uang

Jakarta, IDN Times - Ekomon yang juga mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai pandemik COVID-19 membuat sektor perbankan kesulitan, bukan karena likuiditasnya seret, melainkan tidak ada orang atau perusahaan yang mau meminjam uang di bank.

"Likuiditas di bank itu ample (cukup). Uangnya banyak, tapi gak ada yang minjam," kata Chatib dalam webinar, Selasa (13/10/2020).

Masalah ini dikenal dengan istilah credit crunch, atau keengganan perbankan menyalurkan kredit karena tidak ada permintaan. Kenapa orang gak mau pinjam uang? Ini penjelasan Chatib.

1. Rendahnya permintaan pasar

Uang di Bank Banyak, Tapi Kok Gak Ada yang Pinjam?(Chatib Basri) ANTARANEWS/Satyagraha

Baca Juga: COVID-19 Berlarut, Perbankan Terancam Terpuruk Imbas Kredit Macet

Pertama, rendahnya permintaan pasar terhadap stok barang atau jasa dari konsumen. Chatib mengatakan, banyak produsen atau pengusaha membatasi produksi mereka karena masalah stok. Stok akan menjadi biaya tambahan dan masalah baru jika terlalu lama disimpan.

"Ngapain saya pinjam dari bank kalau gak ada yang minta barang dari saya? Saya produksi kemudian cuma akan jadi stok. Stok itu cost. Karena itu saya gak mau nambah produksi saya kalau permintaannya gak ada," ujar Chatib.

2. Terus gimana biar ada permintaan dari pasar?

Uang di Bank Banyak, Tapi Kok Gak Ada yang Pinjam?Ilustrasi Belanja Online (IDN Times/Meiska Irena)

Chatib lalu memberikan dua model, mana yang akan didorong. Apakah konsumsi atau investasi. Ia menawarkan solusi agar pemerintah dan swasta mendorong sektor konsumsi. Karena jika mendorong sektor investasi, maka yang terjadi adalah konsumsi tidak akan terlalu tinggi.

"Bahwa yang lebih powerful adalah yang kalau konsumsi didorong. Kalau mau dorong itu, kita gak bisa lakukan dengan monetary policy dalam short term. Karena kalau tingkat bunga diturunkan, orang tetap gak minjam uang dari bank, karena loan to deposit ratio-nya turun," katanya.

3. Solusinya, Bansos dan BLT harus ditingkatkan

Uang di Bank Banyak, Tapi Kok Gak Ada yang Pinjam?Penyaluran Bantuan Sosial Tunai di suku anak dalam oleh Kemensos (Dok. IDN Times/Kemensos)

Untuk menaikkan sektor konsumsi tersebut, maka diperlukan kebijakan stimulus fiskal. Seperti bantuan langsung tunai (BLT) untuk masyarakat kelas bawah dan bantuan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk kelas menengah atas.

Namun ia menyayangkan rendahnya serapan anggaran PEN yang kini baru berkisar 27 persen.

"Kalau saya, saya akan tanya, cari yang bisa di-spend efektif yang mana. Karena itu yg paling efektif menurut saya adalah bansos terutama BLT. Fokus ke sana sambil (yang lain) diperbaiki," ujar Chatib.

Baca Juga: FinCEN Files, Dokumen Keuangan yang Buat Geger Perbankan Dunia

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya