BI Pastikan QRIS tak Akan Hentikan Peredaran Uang Logam dan Kertas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gencarnya sistem pembayaran berbasis digital seperti QRIS dipastikan tidak akan membuat peredaran uang logam dan kertas terhenti. Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran (DPSP) Bank Indonesia, Pungky Purnomo Wibowo, mengatakan transaksi non tunai belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
“Lokasi geografis kita kan juga berbeda dan tergantung dengan infrastrukturnya, jadi uang logam dan kertas harus tetap ada dan bertumbuh,” katanya seperti dikutip dari Antara, Minggu (12/1).
1. Peredaran uang kertas dan logam menurun
Pungky menuturkan, maraknya transaksi pembayaran menggunakan QR Code seperti QRIS berdampak pada menurunnya pertumbuhan peredaran uang.
"Tidak semua orang mempunyai telepon genggam. Jadi, jadi uang itu tetap ada dan bertumbuh tapi tumbuhnya pelan banget,” ujarnya.
2. QRIS menyatukan berbagai dompet digital
Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang diluncurkan oleh BI pada 1 Agustus 2019 hingga kini telah menyasar 1,7 juta pedagang (gerai). QRIS merupakan pemersatu QR code yang akan dipindai oleh perangkat elektronik untuk alat pembayaran seperti GoPay, OVO, LinkAja dan DANA.
Editor’s picks
QRIS mempunyai dua model yakni berbasis customer presented model (CPM) yaitu merupakan sistem pembayaran yang transaksinya dilakukan oleh pembeli dengan menunjukkan QRIS nya kepada pedaqang (gerai/merchant).
Selanjutnya, QRIS berbasis merchant presented mode (MPM) yang sistem penggunaannya yaitu merchant menunjukkan QRIS kepada pembeli saat bertransaksi.
3. Bank Indonesia menargetkan 15 juta gerai untuk menggunakan QRIS
Bank Indonesia menargetkan 15 juta gerai (merchant) untuk menggunakan QRIS pada 2020 dan secara keseluruhan akan menyasar lima persen dari total UMKM di Indonesia yang sekitar 60 juta.
Dalam mencapai target tersebut, Bank Indonesia fokus untuk menyasar sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terlebih dahulu karena jumlahnya mencapai 60 juta di Indonesia.
“Dari merchant sendiri merasa lebih terbantu karena mudah dalam transaksi. Tapi kami juga ingin menyasar pasar tradisional, kampus, dan amal-amal di rumah ibadah,” jelas Pungky.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb
Baca Juga: Ini Fasilitas Digital untuk Milennialls di Bandara Soekarno Hatta