Bisnis Remitansi Terdampak COVID-19, Ini Strategi Zendmoney  

Flat free jadi daya tarik Zendmoney

Jakarta, IDN Times - Banyak bisnis terdampak wabah COVID-19, tidak terkecuali perusahaan remitansi. CEO Zendmoney, Bong Defendy mengatakan, mekanisme jemput bola jadi strategi untuk mempertahankan bisnis.

"Ternyata efeknya cukup baik untuk bisnis. Ada penyelenggara transfer dana yang tutup, sementara kebutuhan pekerja migran kirim uang, kami bisa cover kebutuhan itu. Pertumbuhan transaksi setiap bulan justru meningkat, lebih dari dua digit," ujarnya dalam video conference Zendmoney, Kamis (16/4).

1. Zendmoney fokus pada target pekerja migran

Bisnis Remitansi Terdampak COVID-19, Ini Strategi Zendmoney  (Foto hanya ilustrasi) Pekerja migran di Hong Kong menghabiskan akhir pekan dengan berjalan-jalan di sebuah taman di daerah Tsing Yi, Hong Kong. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Defendy melihat peluang dari industri remitansi. Menurut dia, sudah belasan tahun industri itu tak tersentuh teknologi. Melalui layanan transfer digital, Zendmoney membidik empat target. Di antaranya para pekerja migran, traveler, para pelaku bisnis UMKM, dan pelajar.

"Dari 4 sektor tadi, yang harus dibantu adalah pekerja migran. Banyak fraud yang dihadapi, misalnya ditipu saat akan mengirim uang pada keluarga. Target kami fokus cover seluruh pekerja migran yang saat ini ada 9,2 juta jiwa," ungkapnya.

2. Flat free jadi daya tarik Zendmoney

Bisnis Remitansi Terdampak COVID-19, Ini Strategi Zendmoney  Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Industri Tekstil di Ujung Tanduk, 'Nafas' Tinggal 3 Bulan Lagi

Di tengah kondisi pandemik COVID-19 saat ini, kata dia, kebutuhan layanan transfer dana yang cepat, terjangkau dan aman menjadi lebih krusial. Saat ini nilai tukar valuta asing sangat tidak menentu. Hal itu berdampak pada kenaikan tarif pengiriman yang dibebankan oleh layanan pengiriman uang baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh sebab itu, sistem Zendmoney bekerja secara realtime dan flat fee.

“Flat fee merupakan salah satu poin pembeda kami dengan yang lain. Kebanyakan jasa remitansi konvensional menerapkan tarif transfer dana berdasarkan persentase dari nilai yang dikirim, Zendmoney menerapkan tarif flat fee, karena paham bahwa kebanyakan pengguna kami merupakan para PMI dan UKM yang mungkin akan terbeban dengan biaya transfer yang berdasarkan persentase nilai dana yang ditransfer," ujar Defendy.

3. Transaksi keuangan tetap jalan meski ada lockdown

Bisnis Remitansi Terdampak COVID-19, Ini Strategi Zendmoney  Ilustrasi Uang (IDN Times/Mela Hapsari)

Di tengah lockdown di berbagai negara, Zendmoney menjalankan berbagai strategi. Di antaranya membuat SOP penerimaan uang di lokasi dengan menyediakan alat pendukung kesehatan. Para petugas dilengkapi dengan sarung tangan, sementara para nasabah
diberikan hand sanitizer dan masker.

"Kami juga menyediakan layanan ‘jemput bola tanpa kontak’ dengan menggunakan amplop plastik, mengubah bukti penerimaan fisik menjadi e-receipt dan dikirimkan melalui WhatsApp, melakukan verifikasi akun melalui WhatsApp video call untuk nasabah baru," katanya.

Saat ini, Zendmoney telah melayani pengguna dari Tiongkok, Singapura, Hong Kong, dan Malaysia. Ke depan, Zenmoney juga akan berekspansi ke pasar Timur Tengah.

Baca Juga: Diterjang COVID-19, Ini Tiga Strategi Bisnis untuk Pelaku UKM

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya