Dirut Garuda: Kami Kehilangan Penumpang 90 Persen Imbas COVID-19 

Libur akhir tahun jadi satu-satunya harapan Garuda

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut penumpang maskapai Garuda anjlok sampai 90 persen pada Mei 2020. Menurut Irfan, industri penerbangan terkena imbas langsung COVID-19 karena fundamental utama adalah mobilitas.

"Implikasi ke industri ini cukup mengagetkan. Semua penerbangan terkena impact. Kami baru merasa Garuda terimbas saat Arab Saudi menutup umrah. Ketika ditemukan penderita COVID-19 pertama di Indonesia, barulah kami lihat penurunan penumpang sangat drastis," kata Irfan saat diskusi virtual MarkPlus sore ini, Jumat (19/6).

1. Garuda kehilangan penumpang di empat masa peak season

Dirut Garuda: Kami Kehilangan Penumpang 90 Persen Imbas COVID-19 Ilustrasi. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Irfan mengatakan, Garuda memiliki lima masa peak season, yaitu mudik, lebaran, libur sekolah, haji dan umrah, serta libur akhir tahun. Namun, Garuda telah kehilangan penumpang di empat masa peak season.

"Saat hari raya Idulfitri saya sempat ke Airport, penerbangan Garuda se-Indonesia hanya 33 flight padahal tahun lalu 350 flight pada 1 Syawal. Terminal 3 layaknya kuburan pada hari pertama idulfitri. Tentu saja ini menyedihkan," tuturnya.

Baca Juga: Garuda Bantah PHK Ratusan Karyawan dan Pilot, Hanya Percepat Kontrak

2. Hampir semua penumpang membatalkan tiket saat musim libur sekolah

Dirut Garuda: Kami Kehilangan Penumpang 90 Persen Imbas COVID-19 IDN Times/Candra Irawan

Saat libur sekolah di bulan Juni-Juli, kata Irfan, hampir semua calon penumpang membatalkan tiketnya. Hal itu diperparah ketika perjalanan umrah ditutup.

"Tiap tahun kami menerbangkan hampir 400 ribu-500 ribu jemaah ke Tanah Suci. Terakhir yang mengagetkan adalah haji, dari tahun ke tahun kami mengirimkan sekitar 110.000 penumpang," kata dia.

3. Libur akhir tahun jadi satu-satunya harapan maskapai Garuda

Dirut Garuda: Kami Kehilangan Penumpang 90 Persen Imbas COVID-19 ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Kini, Garuda tinggal mengandalkan peak season saat liburan akhir tahun. Apabila COVID-19 belum berakhir juga, kata Irfan, itu akan menjadi pukulan besar bagi Garuda.

"Ini mengakibatkan tekanan finansial sangat besar bagi kita. Cashflow memang menjadi issues yang sangat berarti," ungkapnya.

Baca Juga: Bos Garuda Buka Suara Soal Kenaikan Tiket Pesawat Saat New Normal

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya