Ekspor Kayu Melemah karena Dampak Perekonomian Global

Permintaan pasokan dari industri pengolahan kayu berkurang

Jakarta, IDN Times - Kondisi perekonomian global berdampak pada menurunnya volume perdagangan. Hal itu berimbas pada kinerja sektor usaha kehutanan tahun 2019. Total nilai ekspor kayu olahan Indonesia 2019 sebesar US$11,64 miliar, turun 4 persen dari nilai ekspor pada 2018 sebesar US$12,13 miliar.

Untuk negara tujuan ekspor terbesar masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Tiongkok di posisi teratas, diikuti Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Korea.

“Penurunan permintaan dunia melemahkan kinerja ekspor kayu olahan Indonesia, yang secara berantai menurunkan permintaan pasokan bahan baku dari sektor hulu, baik dari hutan alam maupun hutan tanaman,” kata ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, Indroyono Soesilo di Jakarta, Jumat (3/1).

1. Permintaan pasokan dari industri pengolahan kayu berkurang

Ekspor Kayu Melemah karena Dampak Perekonomian GlobalIDN Times/Dhana Kencana

Indroyono memaparkan, produksi kayu hutan alam pada 2018 mencapai 7 juta m3, sedangkan pada 2019 hanya tercapai 5,8 juta m3, atau turun 16,30 persen. Menurut dia, penurunan produksi hutan alam disebabkan berkurangnya permintaan pasokan dari industri pengolahan kayu.

"Terutama industri panel dan woodworking yang sebagian besar bahan bakunya menggunakan kayu alam," jelasnya.

2. Produksi hutan tanaman turun 1,63 persen

Ekspor Kayu Melemah karena Dampak Perekonomian Global

Sementara itu, lanjut Indroyono, produksi hutan tanaman juga menurun tipis. Pada 2018 mencapai 40 juta m3, sementara produksi hutan tanaman pada 2019 tercatat 39 juta m3, atau turun 1,63 persen.

“Yang cukup menggembirakan dari hutan tanaman, terjadi kenaikan luas penanaman yang cukup signifikan. Tahun 2018 penanaman hanya mencapai 196 ribu hektare, sedangkan pada 2019 lalu realisasi tanaman meningkat 51,09 persen menjadi 297 ribu hektare,” ungkap Indroyono.

3. Indonesia terkena imbas rendahnya pertumbuhan ekonomi dunia

Ekspor Kayu Melemah karena Dampak Perekonomian GlobalRapat Terbatas untuk menjaga stabilitas rupiah, 14/8 (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Berdasarkan data IMF, pertumbuhan ekonomi dunia hanya mencapai 3 persen dari proyeksi sebelumnya 3,7 persen. Melambatnya perekonomian Indonesia tergambar dari beberapa indikator, antara lain realisasi penerimaan pajak hingga 26 Desember 2019 sebesar Rp1.578 triliun (80,3 persen dari target), defisit neraca perdagangan mencapai US$ 3,11 miliar (periode Januari-November 2019) dan pertumbuhan ekonomi maksimal sebesar 5,1 persen dari target makro APBN 2019 sebesar 5,3 persen.

“Kondisi perekonomian dunia memberikan tekanan yang nyata bagi perekonomian Indonesia," katanya.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Diduga Menjual Kayu Ilegal, 6 Gudang Kayu di Kaltim Digerebek Polhut

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya