Era Digital, Kualitas Pendidikan Harus Penuhi Kebutuhan Industri 

Kualitas pendidikan Indonesia tertinggal dari negara ASEAN

Jakarta, IDN Times - Kualitas pendidikan harus memenuhi standar sesuai kebutuhan industri. Hal itu diperlukan untuk menghadapi perubahan teknologi yang semakin cepat.

Menurut Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Riza A. Pujarama, sinergi antara kementerian pendidikan dan kementerian ketenagakerjaan sangat diperlukan untuk menciptakan tenaga kerja berkualitas dan dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi.

"Pemerintah harus berfokus pada kualitas pendidikan, salah satunya dengan peningkatan kualitas guru," kata Riza dalam keterangan tertulis, Senin (10/11).

1. Diperlukan distribusi guru berkualitas dan pemenuhan sarana prasarana

Era Digital, Kualitas Pendidikan Harus Penuhi Kebutuhan Industri (Ilustrasi pendidikan) IDN Times/Sukma Shakti

Riza mengatakan, hal itu dapat dilakukan melalui distribusi guru berkualitas di seluruh Indonesia. Selain itu, sarana dan prasarana sekolah minimal harus sudah terpenuhi. Pemerintah juga perlu mendorong riset, pengembangan, dan inovasi. Hal itu diikuti dengan fasilitas hasil riset, pengembangan, dan inovasi dengan industri.

"Peningkatan kualitas pendidikan juga diperlukan pada bidang science, technology, engineering, art, dan mathematics. Selain itu juga memasukkan kemampuan soft skill (leadership, kemampuan berkomunikasi, adaptasi) dalam kurikulum," jelasnya.

Baca Juga: 5 Tips Mengatur Biaya Pendidikan Anak, Ibu Cerdas Wajib Tahu!

2. Kurikulum SMK perlu disesuaikan dengan kebutuhan industri

Era Digital, Kualitas Pendidikan Harus Penuhi Kebutuhan Industri ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Riza melanjutkan, kurikulum pendidikan, terutama SMK perlu disesuaikan dengan kebutuhan industri yang menjadi prioritas nasional. Selain itu, pemerintah perlu mengurangi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) jenjang SD.

Menurut dia, pengangguran tingkat SD bisa dikurangi dengan membuka public sector job, misalnya petugas kebersihan taman.

Peningkatan kapasitas kemampuan TPT SD, lanjut Riza, dapat dilakukan dengan memaksimalkan peran balai pelatihan, sertifikasi keahlian, serta pendidikan kesetaraan untuk lulusan SD yang sesuai dengan sektor prioritas daerah dan nasional.

"Pada jangka panjang, pastikan tidak ada lagi anak yang putus sekolah di tingkat SD untuk mengurangi beban tingkat pengangguran masa depan," ungkapnya.

3. Kualitas pendidikan di Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara ASEAN

Era Digital, Kualitas Pendidikan Harus Penuhi Kebutuhan Industri (Ilustrasi pendidikan) IDN Times/Sukma Shakti

Peringkat kualitas pendidikan pelajar di Indonesia berdasarkan human capital index di urutan ke-8 dibandingkan 9 negara ASEAN lainnya. Sementara, berdasarkan Programme for International Student Assessment Results (PISA), kualitas pelajar Indonesia di urutan ke-65.

"Peningkatan anggaran belanja 20 persen dari APBN belum terlihat dampaknya pada peningkatan kualitas Pendidikan di Indonesia," kata Riza.

Selain itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai ketenagakerjaan menunjukkan TPT menurun ke angka 5,28 persen pada Agustus 2019. Hal ini diikuti dengan peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja perempuan ke angka 51,89 persen dan peningkatan kegiatan berusaha sendiri ke angka 20, 22 persen.

Baca Juga: Uni Eropa dan Jabar Bangun Kerja Sama di Bidang Pendidikan & Pariwisata

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya