Hampir Tengah Tahun, KUR Kelautan Perikanan Baru Terserap 0,73 Persen

KKP dorong perbankan genjot jumlah debitur

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak lembaga keuangan untuk menjaring calon debitur potensial di sektor kelautan dan perikanan. Sebab, Januari hingga April 2020, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor kelautan dan perikanan (KP) baru terserap Rp1,39 triliun atau 0,73 persen dari anggaran Rp190 triliun.

Jumlah debitur yang tercatat baru mencapai 44.431 orang. Sementara, jumlah pelaku usaha berdasarkan data Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tercatat 1.075.488 orang atau unit usaha yang tervalidasi. Persentase terbesar di bidang usaha budidaya perikanan disusul usaha penangkapan ikan, perdagangan, jasa, pengolahan dan pergaraman.

1. Penyusunan pembiayaan BRI dimudahkan oleh kartu KUSUKA

Hampir Tengah Tahun, KUR Kelautan Perikanan Baru Terserap 0,73 PersenIlustrasi kredit (IDN Times/Arief Rahmat)

Program and Partnership Business Division Bank BRI, Djoko Purwanto menilai kartu KUSUKA sangat membantu lembaga perbankan guna mengetahui profil pelaku usaha kelautan dan perikanan. Selain sebagai identitas tunggal, baik individu maupun korporasi, kartu KUSUKA juga dapat menjadi database program perlindungan dan pemberdayaaan, termasuk di dalamnya pemberian modal kerja, baik melalui KUR maupun non-KUR.

"Kartu KUSUKA menjadi sangat penting, karena perbankan menjadi lebih percaya dalam menyalurkan KUR," kata Djoko dalam keterangan tertulis, Senin (18/5).

Menurut Djoko, profil pelaku usaha tersebut memudahkan BRI menyusun pembiayaan yang tepat sebagaimana profil pelaku. Dengan demikian, unit cost yang dibutuhkan pelaku usaha bisa diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Struktur, syarat dan pola pembiayaan bisa disesuaikan dengan pola usaha perikanan, apakah musiman atau bulanan.

Baca Juga: Bertemu Edhy Prabowo, Erick Thohir Siap Menggabungkan 2 BUMN Perikanan

2. BNI akan berkolaborasi dengan marketplace untuk menjual hasil panen

Hampir Tengah Tahun, KUR Kelautan Perikanan Baru Terserap 0,73 PersenIlustrasi ikan (Dok.KKP)

Sementara itu, BNI juga akan memberikan pola pembiayaan yang menjadi kebutuhan dari para nelayan dan petambak. Group Head Goverment Program Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank BNI, Chandra Bagus Sulistyo menyebut BNI siap berkolaborasi dengan menyediakan market place penjualan hasil tangkapan/panen dan kebutuhan melaut serta usahanya.

Selain itu, BNI juga menyiapkan aplikasi untuk mempermudah proses produksi, dan memberikan pendampingan kepada nelayan.

"BNI mencoba untuk melakukan kolaborasi dengan beberapa start up. Tujuannya untuk memberikan tools dan ekosistem sehingga membantu nelayan/petambak meningkatkan produktivitasnya. Saat ini BNI telah melakukan sinergi dengan start up Aruna, FisTx, dan FishON," urai Chandra.

3. Bank Mandiri menyiapkan 4 klaster untuk penyaluran KUR

Hampir Tengah Tahun, KUR Kelautan Perikanan Baru Terserap 0,73 PersenIlustrasi hasil perdagangan perikanan (Dok. KKP)

Senior Vice President Bank Mandiri, Nila Mayta Dwi Rihandjani menjabarkan strategi inovasi penyaluran KUR sektor KP membagi 4 klaster. Di antaranya budidaya perikanan seperti udang vaname di Muara Gembong, Bekasi yang bekerja sama dengan Lembaga Masyarat Desa Hutan (LMDH) dan Perum Perikanan Indonesia sebagai off-taker.

Berikutnya klaster perikanan tangkap seperti yang dilakukan di Lamongan, Madura, dan Cirebon bekerjasama dengan PT. Kelola Mina Laut sebagai off-taker. Klaster ketiga ialah pengolahan hasil perikanan, yakni pembuatan dan pengembangan produk KUR melalui skema kerjasama dengan Perusahaan dan UMKM yang bergerak pada Pengolahan Hasil Perikanan.

"Tujuannya agar ada kepastian bagi nelayan bahwa hasil tangkapannya dibeli dan diolah dengan nilai yang lebih baik," jelas Nila.

Terakhir, klaster pergaraman, yakni pembuatan dan pengembangan produk KUR skema kerjasama dengan perusahaan dan UMKM terkait untuk produksi garam di Madura dan Cirebon.

Nila menambahkan, pihaknya juga membangun pola value chain, yaitu kerja sama antara Bank Mandiri dengan perusahaan inti sebagai off taker dan juga dengan debitur KUR. Saat ini Bank Mandiri menyiapkan aplikasi Instant Approval KUR yang masih dalam proses pengembangan bernama LMS (Loan Micro Sales atau Mikro Kredit Sales).

Aplikasi ini nantinya memudahkan mekanisme penyaluran kredit menggunakan smartphone sebagai inovasi mempercepat proses penyaluran KUR kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Jadi di sini ada mutual benefit di mana si debitur KUR mendapatkan penyaluran bantuan dan penyaluran kredit yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka," jelas Nila.

Baca Juga: Babak Belur Industri Perikanan Dihajar COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya