IHSG Babak Belur Imbas Pandemik COVID-19, Pasar Masih Akan Tertekan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini terjun payung ke posisi 5.040,97, turun 113,14 poin atau 2,2 persen. Bahkan hingga pukul 11.36 WIB, posisinya di bawah level psikologis, 4.982, sebelum akhirnya ditutup di angka 5.002,559 atau turun 2,94 persen pada perdagangan sesi I.
Menurut Analis Panin Sekuritas William Hartanto, anjloknya IHSG adalah dampak dari wabah virus corona. Apalagi, WHO mengumumkan bahwa virus corona telah menjadi pandemik.
"Jadi masih ada efek dari virus corona walaupun sebenarnya aktivitas ekonomi di Tiongkok mulai pulih. Hanya saja, saat ini statusnya sudah menyebar ke negara barat," kata William kepada IDN Times, Kamis (12/3).
1. Status pandemik virus corona membuat pasar Asia jatuh
Baca Juga: [BREAKING] WHO Tetapkan COVID-19 Sebagai Pandemik
Menurut William, anjloknya perdagangan saham hari ini berhubungan dengan status pandemik virus corona yang diumumkan WHO. Akibatnya, pasar Asia jatuh.
"Apalagi saham Jepang langsung turun 4 persen. Belakangan ini kita sangat berkorelasi dengan indeks Asia. Jadi kalau Asia jatuh, kita pasti nyusul. Selain itu juga ada sentimen lain, yaitu keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sampai 50 basis poin," ujarnya.
2. Kondisi pasar modal diprediksi masih akan terus menurun
Sebanyak Rp40,16 triliun aliran modal asing keluar dari Indonesia atau capital outflow sejak 25 Januari hingga 4 Maret 2020. Hal itu terjadi imbas mewabahnya virus corona. Menurut William, kepanikan pasar ini masih akan terus berlangsung.
"Kelihatan banget marketnya masih akan terus menurun, mereka (investor) mengamankan uang dengan melakukan penjualan. Jadi kalau kondisi begini memang diperkirakan akan terus tertekan ke depannya," kata William.
3. Kondisi pasar modal mirip krisis ekonomi 2008
Editor’s picks
Selain itu, kata William, situasi pasar modal saat ini mirip dengan krisis ekonomi 2008. Saat itu, pasar modal baru pulih pada pertengahan 2009 setelah melewati masa kritis.
"Jadi saya gunakan acuan 2008 karena levelnya sudah kritis. Saat ini diperkirakan butuh waktu setahun recovery baru pulih," ujarnya.
4. Saham turun sejak pengumuman kematian pertama akibat infeksi virus corona
Sehari sebelumnya, IHSG juga masuk zona merah setelah pemerintah mengumumkan kematian pertama pada kasus infeksi virus corona. Pasien diidentifikasi sebagai Kasus 25 yang merupakan wanita warga asing berusia 53 tahun.
Kondisi pasien asal Inggris yang dirawat di RS Sanglah, Bali yang semula stabil memburuk pada Rabu dini hari. Total pasien positif COVID-19 di Indonesia ada 34 orang. Dua berhasil sembuh.
Sementara WHO telah mengeluarkan pernyataan bahwa COVID-19 merupakan virus pandemik.
5. Imbas perdagangan global
Penurunan saham di dalam negeri juga terimbas dari perdagangan saham global, terutama bursa saham AS yang kemarin ditutup melemah. Indeks Dow Jones turun 5,86 persen Sedangkan S&P 500 turun 4,89 persen. Adapun Nasdaq merosot 4,7 persen.
Saham-saham di bursa regional juga merugi setelah indeks NIkkei melemah 861,5 poin atau 4,44 persen ke 18.544,6, indeks Hang Seng turun 853,6 poin atau berkisar 3,38 persen ke angka 24.378. Adapun indeks Straits Times melemah 90,76 poin (3,26 persen) ke 2.692,96.
Baca Juga: Saham-saham Berguguran, IHSG Anjlok di Bawah 5.000