IHSG Babak Belur Imbas Pandemik COVID-19, Pasar Masih Akan Tertekan

Kondisi pasar modal mirip krisis ekonomi 2008

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini terjun payung ke posisi 5.040,97, turun 113,14 poin atau 2,2 persen. Bahkan hingga pukul 11.36 WIB, posisinya di bawah level psikologis, 4.982, sebelum akhirnya ditutup di angka 5.002,559 atau turun 2,94 persen pada perdagangan sesi I.

Menurut Analis Panin Sekuritas William Hartanto, anjloknya IHSG adalah dampak dari wabah virus corona. Apalagi, WHO mengumumkan bahwa virus corona telah menjadi pandemik.

"Jadi masih ada efek dari virus corona walaupun sebenarnya aktivitas ekonomi di Tiongkok mulai pulih. Hanya saja, saat ini statusnya sudah menyebar ke negara barat," kata William kepada IDN Times, Kamis (12/3).

1. Status pandemik virus corona membuat pasar Asia jatuh

IHSG Babak Belur Imbas Pandemik COVID-19, Pasar Masih Akan TertekanANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Baca Juga: [BREAKING] WHO Tetapkan COVID-19 Sebagai Pandemik

Menurut William, anjloknya perdagangan saham hari ini berhubungan dengan status pandemik virus corona yang diumumkan WHO. Akibatnya, pasar Asia jatuh.

"Apalagi saham Jepang langsung turun 4 persen. Belakangan ini kita sangat berkorelasi dengan indeks Asia. Jadi kalau Asia jatuh, kita pasti nyusul. Selain itu juga ada sentimen lain, yaitu keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sampai 50 basis poin," ujarnya.

2. Kondisi pasar modal diprediksi masih akan terus menurun

IHSG Babak Belur Imbas Pandemik COVID-19, Pasar Masih Akan TertekanIDN Times/Auriga Agustina

Sebanyak Rp40,16 triliun aliran modal asing keluar dari Indonesia atau capital outflow sejak 25 Januari hingga 4 Maret 2020. Hal itu terjadi imbas mewabahnya virus corona. Menurut William, kepanikan pasar ini masih akan terus berlangsung.

"Kelihatan banget marketnya masih akan terus menurun, mereka (investor) mengamankan uang dengan melakukan penjualan. Jadi kalau kondisi begini memang diperkirakan akan terus tertekan ke depannya," kata William.

3. Kondisi pasar modal mirip krisis ekonomi 2008

IHSG Babak Belur Imbas Pandemik COVID-19, Pasar Masih Akan TertekanIlustrasi memantau pergerakan saham. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Selain itu, kata William, situasi pasar modal saat ini mirip dengan krisis ekonomi 2008. Saat itu, pasar modal baru pulih pada pertengahan 2009 setelah melewati masa kritis.

"Jadi saya gunakan acuan 2008 karena levelnya sudah kritis. Saat ini diperkirakan butuh waktu setahun recovery baru pulih," ujarnya.

4. Saham turun sejak pengumuman kematian pertama akibat infeksi virus corona

IHSG Babak Belur Imbas Pandemik COVID-19, Pasar Masih Akan TertekanPengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Sehari sebelumnya, IHSG juga masuk zona merah setelah pemerintah mengumumkan kematian pertama pada kasus infeksi virus corona. Pasien diidentifikasi sebagai Kasus 25 yang merupakan wanita warga asing berusia 53 tahun.

Kondisi pasien asal Inggris yang dirawat di RS Sanglah, Bali yang semula stabil memburuk pada Rabu dini hari. Total pasien positif COVID-19 di Indonesia ada 34 orang. Dua berhasil sembuh.

Sementara WHO telah mengeluarkan pernyataan bahwa COVID-19 merupakan virus pandemik.

5. Imbas perdagangan global

IHSG Babak Belur Imbas Pandemik COVID-19, Pasar Masih Akan TertekanIlustrasi memantau pergerakan saham. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Penurunan saham di dalam negeri juga terimbas dari perdagangan saham global, terutama bursa saham AS yang kemarin ditutup melemah. Indeks Dow Jones turun 5,86 persen Sedangkan S&P 500 turun 4,89 persen. Adapun Nasdaq merosot 4,7 persen.

Saham-saham di bursa regional juga merugi setelah indeks NIkkei melemah 861,5 poin atau 4,44 persen ke 18.544,6, indeks Hang Seng turun 853,6 poin atau berkisar 3,38 persen ke angka 24.378. Adapun indeks Straits Times melemah 90,76 poin (3,26 persen) ke 2.692,96.

Baca Juga: Saham-saham Berguguran, IHSG Anjlok di Bawah 5.000

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya