INDEF: Perluas Bansos untuk Dorong Konsumsi Rumah Tangga 

Pertumbuhan ekonomi kuartal I drop

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengatakan pemerintah perlu memperbesar bantuan sosial diperbesar untuk 40 persen penduduk. Selain itu, bansos juga perlu diperluas untuk menjangkau masyarakat ter-PHK atau dirumahkan tanpa dibayar.

"Bansos bisa mendorong konsumsi rumah tangga," kata Tauhid dalam video conference, Rabu (6/5).

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I hanya 2,97 persen

INDEF: Perluas Bansos untuk Dorong Konsumsi Rumah Tangga (Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Menurut Tauhid, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 sudah drop kendati belum sampai batas bawah. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I hanya 2,97 persen.

"COVID-19 baru menyerang bulan Maret, artinya ada masalah mendasar di ekonomi kita. Seharusnya di kuartal I biasanya rebound, tapi 2020 ini justru turun," ungkapnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Bongkar Pemprov DKI Tidak Punya Anggaran untuk Bansos

2. Kegiatan investasi perlu digenjot

INDEF: Perluas Bansos untuk Dorong Konsumsi Rumah Tangga Ilustrasi investasi. (IDN Times/Mia Amalia)

Selain menambah bansos, kata Tauhid, pemerintah juga perlu meningkatkan kegiatan investasi pada bangunan, mesin serta peralatan. Menurut dia, perlu diupayakan fleksibilitas pada tingkatan skala kecil dengan tetap menjaga aturan PSBB maupun physical distancing.

"Kalau masih ada daya beli yang melibatkan investasi tidak perlu dihalang-halangi," kata Tauhid.

3. Restrukturisasi keuangan perlu diprioritaskan ke sektor paling terdampak COVID-19

INDEF: Perluas Bansos untuk Dorong Konsumsi Rumah Tangga Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Kemudian, lanjut Tauhid, insentif perpajakan maupun restrukturisasi keuangan juga perlu diprioritaskan pada sektor-sektor yang paling terdampak.

"Di antaranya sektor industri, perdagangan, pertanian, konstruksi, pertambangan, transportasi dan pergudangan, serta akomodasi makan dan minum," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat jauh dibandingkan realisasi kuartal I-2019 yang sebesar 5,07 persen. Angka ini juga jauh dari prediksi Sri Mulyani yang sempat menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal-I bisa tumbuh 4,5 persen hingga 4,7 persen.

"Karena konsumsi jatuh sekali. Dari transportasi drop. Walaupun hanya bulan Maret tapi jatuhnya lebih dalam,” katanya saat melakukan Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR. 

Baca Juga: Mensos: Bansos Tahap 1 dan 2 Gunakan Data Lama, Berikutnya Diperbarui

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya