Jangkau Pelosok Negeri, JNE Jadi Urat Nadi Toko Online

Simak kisah suka duka saat merintis bisnis online

Jakarta, IDN Times - Kecintaan Meria pada dunia bisnis tumbuh saat menginjak bangku kuliah. Kala itu, kosmetik dari negeri ginseng tengah digandrungi banyak kaum hawa. 

Berawal dari iseng, dia pun mulai berjualan dengan bantuan saudaranya yang mengimpor kosmetik Korea.

"Ya karena iseng aja dan lagi hype produk Korea. Pas saudaraku lagi ada impor kosmetik Korea, banyak banget teman-temanku yang nyari, terutama BB cream yang lagi hits zaman itu," ujar Meria kepada IDN Times, Kamis (11/10).

Meria menuturkan, motivasi awal berjualan hanyalah membantu teman untuk mendapatkan produk lebih mudah. Apalagi, dulu toko daring belum seramai sekarang. Belum banyak produk luar yang dijual ready stock sehingga harus melakukan preorder. Dia pun memilih berbelanja secara online atau daring karena bisa mendapatkan harga lebih murah.

1. Merasakan suka-duka merintis bisnis toko daring

Jangkau Pelosok Negeri, JNE Jadi Urat Nadi Toko OnlineInstagram

Meria pun mengungkapkan suka-dukanya saat merintis bisnis toko online @gazelle.beauty di platform Instagram. Dia mengaku puas saat bisa membantu para pelanggannya mendapatkan produk yang mereka inginkan.

"Apalagi kalau mereka ngasih review yang bagus tentang toko daring kita. Kita jadi merasa menjadi orang yang berguna, hahaha. Dukanya kalau lagi sepi tuh, we have to struggling untuk muter otak kenapa sepi dan solusinya apa," tuturnya.

Selama berjualan, Meria mengirim barang ke konsumen menggunakan jasa ekspedisi. Salah satu yang sering dia pakai adalah JNE. 

Selain mudah ditemukan, mengirim barang lewat JNE juga terbukti lebih cepat, apalagi jika wilayahnya masih satu pulau. Menurut dia, hal yang harus benar-benar dipersiapkan oleh jasa logistik adalah armada dan sistem, terutama saat event besar, seperti harbolnas, lebaran, atau libur natal.

"Jasa logistik yang dipakai paling oke sih JNE karena cepat. Hari ini kirim, besok sudah sampai. Kedua, jasa logistik J&T. Si Cepat juga lumayan bagus, tapi karena promonya kurang banyak jadinya banyak orang yang lebih nyari ke JNE dan J&T," ungkap perempuan kelahiran Singkawang tersebut.

Kini, usaha yang dirintisnya dari nol tersebut mulai merangkak naik. Followers @gazelle.beauty hampir mencapai 10 ribu. Karena semakin berkembang, karyawan salah satu perusahaan di Jakarta itu pun merekrut seorang admin.

Baca Juga: Catat! 5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membuka Toko Online

2. JNE jadi pilihan jasa pengantaran barang

Jangkau Pelosok Negeri, JNE Jadi Urat Nadi Toko OnlineInstagram

Kecintaan Meria terhadap bisnis toko daring juga dirasakan oleh Dwi Haryanti. Karyawan perusahaan penerbitan di Jakarta tersebut menjalankan toko daring sebagai bisnis sampingan. Melalui platform Instagram, dia memasarkan bermacam jenis jilbab di akun @bydwih.

"Meskipun belum fokus ke usaha dan masih kerja kantoran, tapi alokasi waktu buat ngerjain usaha ini jauh lebih besar daripada dulu. Hasilnya ternyata cukup menjanjikan," ujar gadis yang akrab disapa Ucil ini.

Berjualan ala reseller dijadikan pilihan lantaran minim risiko dan tak banyak mengeluarkan modal. Sebagai reseller, kata Ucil, dia harus pandai-pandai memilih jasa pengiriman barang. Selain harga yang terjangkau, kecepatan dan ketepatan pengiriman menjadi pertimbangan penting.

"Karena aku gak mau ngecewain pelanggan. Agar transaksi bisa memuaskan dan berkelanjutan, aku harus bener-bener kasih layanan terbaik. Dan jasa logistik ini jadi bagian sangat penting dalam pemberian layanan dari aku, selain soal kualitas barang," ungkapnya.

Untuk jasa logistik, Ucil mengaku memilih JNE karena kecepatan dan ketepatan waktunya. Ketersediaan JNE YES (yakin esok sampai) menurutnya sangat membantu konsumen yang menginginkan barang cepat sampai. Meski demikian, harga jasa logistik JNE yang harus dibayar tergolong di atas rata-rata.

"Apalagi kalau dibandingkan harga barang yang dijual (jilbab) cukup murah, nanti jadi berat di ongkos. Apabila ada program khusus UMKM atau mungkin juga program loyalty customer, tentu akan sangat membantu. JNE itu mudah didapatkan, bahkan di kabupaten-kabupaten kecil," tuturnya.

3. Pertumbuhan pengiriman logistik JNE mencapai 30 persen

Jangkau Pelosok Negeri, JNE Jadi Urat Nadi Toko Onlinelowongankerja86.com

Presiden Direktur JNE, M Feriadi mengatakan, industri logistik memang menjadi salah satu pilar dalam ekosistem e-commerce atau toko daring. Akibat dari pertumbuhan toko daring yang begitu signifikan, hal itu menambah volume kiriman perusahaan-perusahaan logistik, termasuk JNE. 

Hingga kini, pertumbuhan pengiriman logistik JNE mencapai 30 persen. Jelang akhir tahun, kata Feriadi, biasanya ada program diskon untuk menarik minat pelanggan, misalnya 10:10, 11:11, dan 12:12. Pertumbuhan e-commerce dan toko daring menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan jasa logistik.

"Kami percaya sampai akhir tahun ini pertumbuhannya masih cukup baik, sesuai dengan harapan kami. Saya optimis, tapi ini kan pemainnya semakin banyak, dan banyak juga marketplace yang mempunyai ekspektasinya sendiri. Jadi 'kue'-nya mulai dibagi-bagi," ujar Feriadi.

Oleh sebab itu, kata Feriadi, kualitas pelayanan ditingkatkan agar JNE tetap dijadikan pilihan utama. Berbagai perbaikan dilakukan, misal dalam hal ilmu teknologi, infrastruktur, dan penambahan armada. Dengan demikian, para pelaku usaha kecil yang memakai jasa JNE tidak akan kehilangan informasi.

"Mereka akan mendapatkan informasi yang realtime pada saat mereka mulai mengirimkan sampai kiriman diterima di tujuan," ungkapnya.

Guna mempererat hubungan JNE dengan pelaku usaha daring, kata Feriadi, JNE memiliki program JNE Loyalty Card (JLC). Para pelaku usaha terkategori UKM tergabung sebagai member JLC member. Selain itu, pihaknya juga mengadakan kerja sama dengan beberapa marketplace. Misalnya, berkeliling ke beberapa kota mencari juara-juara UKM untuk dikompetisikan.

"Tahun lalu kami lakukan JNE Ngajak Online ke 18 kota. Kami berikan edukasi kepada masyarakat dan itu free. Banyak sekali kekurangan UKM, dan itu adalah tugas kami sebagai salah satu pelaku usaha yang bisa mendorong mereka supaya produktif," ungkapnya.

Menurut Feriadi, UKM memiliki keterbatasan akses ke pasar. Pada umumnya mereka memproduksi barang yang hanya bisa dikonsumsi di lokasi produksi. Kini, produk-produk bisa dipesan melalui JNE dan didistribusikan ke daerah yang lebih luas.

"Melalui teknologi, usaha e-commerce dan jasa logistik begitu berkembang. Coba bayangkan, produk yang ada di Aceh sekarang ini bisa dibeli oleh masyarakat yang ada di Papua melalui platform yang mungkin ada di Jakarta. Semua ini bisa terhubung karena adanya teknologi. Tapi, teknologi ini tentu tidak cukup kalau tidak ada yang melakukan pengiriman fisik. Ini harus dilakukan oleh perusahaan logistik," kata dia.

Baca Juga: 5 Referensi Toko Online yang Jual Busana Ukuran Plus Size

4. JNE menjangkau daerah pelosok

Jangkau Pelosok Negeri, JNE Jadi Urat Nadi Toko OnlineFacebook/@JNEPusat

Guna mengimbangi perkembangan usaha e-commerce dan toko daring, JNE berupaya menjangkau daerah-daerah pelosok. Secara infrastruktur, JNE kini telah tersebar di 6.800 titik dan hadir di setiap provinsi. Hal itu terus dikembangkan ke kecamatan dan kelurahan sehingga agar semakin dekat dengan pengguna. Itulah salah satu kunci jika ingin 'bermain' di ritel. Dengan pembukaan outlet seluas-luasnya, masyarakat mendapatkan kemudahan dalam proses pengiriman.

"Apalagi e-commerce sekarang kebanyakan transaksi memang terjadi karena driven by buyer. Pembeli yang menentukan barang mau dikirim pakai jasa apa. Saat instruksinya harus dikirim melalui JNE, bagi penjual ini kan mudah. Ke kiri, ke kanan ada JNE sehingga prosesnya akan lebih cepat. Kami punya aplikasi my JNE. Melalui aplikasi ini, konsumen bisa melacak lokasi JNE terdekat, rate, tracking, inilah salah satu kemudahan-kemudahan yang kami berikan," kata Feriadi.

5. Perkembangan e-commerce mendorong efisiensi

Jangkau Pelosok Negeri, JNE Jadi Urat Nadi Toko OnlineIDN Times/Sukma Shakti

Direktur Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan, perkembangan usaha e-commerce dan toko daring akan mendorong efisiensi dan aktivitas ekonomi.

"Kalau semakin efisien, akan semakin terdistribusi ke banyak sektor. Misal, orang yang tadinya beli baju di konvensional seharga Rp200 ribu lalu bisa dapat seharga Rp100 ribu di daring," ungkap Enny.

Menurut dia, e-commerce pasti berpengaruh ke jasa logistik. Jika permintaan barang pada e-commerce meningkat, otomatis jasa pengiriman barang dan jasa transaksi keuangan meningkat. Namun demikian, payung hukum harus diperhatikan oleh industri logistik, misalnya dalam hal perlindungan terhadap konsumen.

"Pastikan keamanan dan kepastian pengiriman barang. Pastikan harga, ketepatan waktu pengiriman barang, dan garansi keamanan barang. Itu akan meningkatkan kepercayaan. Misal janjinya dengan rate kilat khusus, ya sehari harus sampai.  jangan sampainya 3 hari. Tentu akan merugikan tenant dan kosumen gak akan beli barangnya lagi," ujar Enny.

Baca Juga: 5 Cara Jitu Membuat Online Shop-mu Kebanjiran Order

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya