Jumlah Startup Indonesia Peringkat Pertama di ASEAN 

Pengembangan startup mulai bidang pangan hingga pertanian

Jakarta, IDN Times - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan startup di Indonesia tumbuh sangat pesat dalam kurun waktu 4-5 tahun terakhir. Dia mengatakan, Kemenristekdikti membina lebih kurang 1.307 startup dari berbagai bidang fokus. Jumlah tersebut terus meningkat dari tahun 2015 lalu yang hanya 52 startup. Saat ini jumlah startup di Indonesia berada pada peringkat pertama di ASEAN.

"Jadi, Indonesia menjadi nomor satu di Asia Tenggara di bidang startup. Sedangkan di dunia kita urutan ke lima pada bidang startup. Indonesia masuk ranking lima dunia dari startupnya," ujar Nasir.

1. Proyek PPBT mengembangkan startup berbagai bidang

Jumlah Startup Indonesia Peringkat Pertama di ASEAN Dok.IDN Times/Istimewa

Selama 5 tahun terakhir, lanjut Nasir, Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang dibiayai dan dibimbing oleh Kemenristekdikti tidak membatasi pengembangan startup di Indonesia pada bidang teknologi informasi saja. Melainkan mengikuti tren yang banyak dikembangkan oleh perusahaan maupun lembaga lain. Terdapat tujuh bidang fokus di luar teknologi informasi yang diikuti tenants atau peserta inkubasi bisnis Kemenristekdikti.

"Bidang-bidang apa saja yang kami lakukan, satu di bidang pangan dan pertanian. Ini luar biasa. Startup-startup-nya sudah bagus. Kedua di bidang obat-obatan. Yang ketiga teknologi informasi. Keempat transportasi, kita bisa menghasilkan transportasi darat, yaitu motor listrik yang disebut Gesits. Ini adalah prinsipal pertama kali di Indonesia dalam sejarah. Kalau kita sebut motor listrik, sebut saja Gesits. Kalau kita sebut Gesits, pasti orang ingat motor listrik," ungkapnya.

Baca Juga: Prabowo Cemas Uang Indonesia Dibawa Lari oleh Startup, Beralasankah?

2. Startup bidang transportasi dapat meraup omzet miliaran

Jumlah Startup Indonesia Peringkat Pertama di ASEAN Dok.IDN Times/Istimewa

Di samping Gesits, di bidang transportasi juga ada kapal pelat datar yang dikembangkan oleh Teknik Perkapalan Universitas Indonesia (UI) bersama PT Juragan Kapal. PT Juragan Kapal saat ini sudah memiliki omzet Rp6,5 miliar, tertinggi kedua setelah PT Meta Sukses Pratama (MSP) yang memproduksi Satpam Pintar dengan omzet Rp7 miliar.

"Kapal pelat datar barusan kami luncurkan dari Jakarta menuju Bintuni, Papua. Bahkan memasuki laut yang gelombangnya sampai empat meter. Kata nakhoda kapal, selama lima belas tahun dia menjalankan kapal, baru kapal ini yang paling nyaman dan terbaik," ungkap Nasir.

3. Startup bidang energi mengembangkan solar cell hingga renewable energy

Jumlah Startup Indonesia Peringkat Pertama di ASEAN ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Sumbangan perguruan tinggi yang berkolaborasi dengan industri juga mencakup bidang lainnya, salah satunya di bidang energi antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan PT Pertamina, dengan Catalyst Merah Putihnya.

"Di bidang advanced material, termasuk di bidang nanoteknologi nanti yang dilakukan oleh para peneliti yang menghasilkan inovasi di bidang kesehatan dan material maju. Di bidang energi, mulai dari 'solar cell' dan baterai sudah ada juga. Renewable energy juga ada dari minyak kelapa sawit bisa digunakan menjadi bensin, solar, avtur, Katalis Merah Putih yang diinisiasi ITB oleh Profesor Subagjo," kata Nasir.

4. Startup bidang pertanian mengembangkan tempe hingga layak ekspor

Jumlah Startup Indonesia Peringkat Pertama di ASEAN IDN Times/Istimewa

Sementara, salah satu bidang yang para wirausahanya belum banyak dibimbing atau diinkubasi oleh perusahaan atau lembaga adalah di bidang pertanian. Salah satu startup, yaitu PT Djava Sukses Abadi memiliki merek tempe Mangano yang sudah diekspor hingga ke Korea Selatan.

"Di bidang pangan saya ambil contoh tempe. Semua makan tempe, kan? Tempe itu sekarang ada permintaan dari luar negeri, mengimpor dari Indonesia. Biasanya umurnya tiga hari, empat hari sudah busuk. Ini bisa satu bulan tanpa bahan kimia. Sekarang sudah diekspor ke Korea Selatan. Tempe dari Indonesia, dari startup yang dibina Kemenristekdikti," katanya.

Baca Juga: Mengenal Istilah Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn di Dunia Startup

5. Kemenristekdikti minta para startup dapat fasilitas pajak

Jumlah Startup Indonesia Peringkat Pertama di ASEAN IDN Times/Nofika Dian

Menurut Nasir, Kemenristekdikti tidak hanya memberikan modal dan membimbing startup teknologi, namun juga membantu para perusahaan pemula tersebut untuk mendapatkan insentif lain melalui pemotongan pajak (tax deduction). Dengan demikian, lebih banyak modal dan laba yang dialokasikan untuk riset.

"Saya sedang mengajukan ke Bapak Presiden, melalui Menteri Perindustrian dan juga Menteri Keuangan, para startup ke depan itu harus mendapatkan fasilitas pajak, supaya tax deduction bisa didapatkan, sehingga tidak dibebani pajak dulu. Kalau peraturannya keluar, mudah-mudahan para startup bisa menikmati pajak yang dibebaskan oleh pemerintah," ungkapnya.

Baca Juga: Go-Jek Jadi Startup Decacorn Pertama Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya