Kasus COVID-19 Kian Menanjak, Rupiah Melemah di Level 14.900 

Rupiah juga diprediksi melemah dalam perdagangan besok

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah tipis 27 poin di level 14.900 dari penutupan sebelumnya di level 14.873. Dalam perdagangan besok, mata uang garuda diprediksi dibuka melemah 60 poin.

"Namun, dalam penutupan kemungkinan rupiah melemah tipis di level 10-30 poin di level 14.890-14.960," ujar Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Senin (28/9/2020).

1. Jokowi instruksikan kepala daerah intervensi PSBB lokal

Kasus COVID-19 Kian Menanjak, Rupiah Melemah di Level 14.900 Instagram/ariefwismansyah

Ibrahim menjelaskan, salah satu faktor pelemahan rupiah adalah pandemik COVID-19 yang terus meningkat. Akibatnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberi masukan dan kritikan terhadap semua kepala daerah untuk mengintervensi agar PSBB dilakukan berbasis lokal, bukan berbasis provinsi maupun kabupaten/kota.

Intervensi berbasis lokal yang dimaksud adalah pembatasan sosial berskala mikro (PSBM), misalnya di tingkat RT, RW, kantor, atau pondok pesantren. Hal itu dianggap lebih efektif menekan angka penularan.

"Sehingga akan lebih mudah pengawasannya dibandingkan dengan PSBB tingkat provinsi yang sulit untuk pengawasannya," kata Ibrahim.

Baca Juga: Data Ekonomi Tiongkok Positif, Rupiah Diprediksi Menguat 

2. PSBB berskala mikro dapat meningkatkan daya beli masyarakat

Kasus COVID-19 Kian Menanjak, Rupiah Melemah di Level 14.900 Ilustrasi Pasar ditutup (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Di samping itu, lanjutnya, PSBB berskala mikro akan menambah dan meningkatkan daya beli masyarakat. Sebab, tidak ada pembatasan di tempat-tempat yang berbasis ekonomi seperti pasar, mall, restoran dan kafe.

"Ini bisa diterapkan di DKI Jakarta kedepan. Apalagi Bank Indonesia (BI) memperkirakan bulan September ini akan terjadi inflasi meskipun tipis," ujarnya.

3. BI memproyeksikan inflasi 0,01 persen

Kasus COVID-19 Kian Menanjak, Rupiah Melemah di Level 14.900 Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan perkembangan terbaru Survei Pemantauan Harga (SPH) minggu keempat September, BI memproyeksikan akan terjadi inflasi sebesar 0,01 persen (mom). Jika mengacu pada SPH minggu pertama-ketiga bulan ini, bank sentral nasional memprediksi deflasi sebesar -0,01 persen (mom).

Apabila proyeksi BI benar, inflasi bulan September 2020 secara tahun berjalan bakal berada di angka 0,95 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,48 persen (yoy).

"Ini pun masih lebih rendah dari sasaran target inflasi BI untuk tahun ini di 3,1 persen," jelasnya.

Baca Juga: Menkeu Sebut Indonesia Bakal Resesi, Rupiah Melemah di Level 14.815

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya