Kemenristek Taksir Anggaran Rp5,5 T untuk 340 Juta Ampul Vaksin Corona

Perusahaan farmasi berlomba-lomba memproduksi vaksin

Jakarta, IDN Times - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia butuh lebih dari 340 juta ampul vaksin COVID-19. Dia memperkirakan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp5,5 triliun.

"Bisa lebih dari itu. Vaksin adalah solusi pamungkas baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Pemerintah akan siapkan anggaran agar semua orang dapat vaksin, jadi gak khawatir lagi seperti saat ini," ungkap Bambang dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/6).

1. Perusahaan farmasi berlomba-lomba memproduksi vaksin

Kemenristek Taksir Anggaran Rp5,5 T untuk 340 Juta Ampul Vaksin CoronaIlustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Bambang, banyak perusahaan farmasi di dunia berlomba-lomba mempercepat riset untuk produksi vaksin. Ia tak memungkiri, perusahaan farmasi melihatnya sebagai pangsa pasar yang besar.

"Mereka melihat market yang besar, mengapa? Ini adalah pandemik, sekian miliar orang butuh vaksin COVID-19 agar (penyebaran virus) lekas tuntas. Ini yang memotivasi perusahaan untuk mempercepat riset," tuturnya.

Baca Juga: Indonesia Harus Mandiri, Vaksin COVID-19 Targetnya Dibuat Akhir Tahun 

2. Indonesia membentuk tim khusus untuk pengembangan vaksin COVID-19

Kemenristek Taksir Anggaran Rp5,5 T untuk 340 Juta Ampul Vaksin CoronaIlustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Oleh sebab itu, pemerintah pun membentuk tim khusus untuk pengembangan vaksin COVID-19. Tim itu melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, Kementerian Luar Negeri BPOM, para peneliti, hingga perusahaan. Namun, tim itu dibentuk terpisah dengan Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 yang telah dibentuk sebelumnya.

"Maksudnya terpisah adalah penekanan lebih kepada vaksin. Kami meyakini vaksin itu adalah solusi pamungkas dari COVID-19 dari sudut kesehatan maupun ekonomi. Soal penganggaran kita masih bisa gunakan konsorsium, tentunya ada kemungkinan misalnya dari BUMN atau swasta dimungkinkan juga penambahan anggaran untuk tim vaksin ini," kata Bambang.

Bambang mengatakan, inti pembiayaan terbesar bukan di riset, melainkan saat imunisasi massal. Hal itu ditargetkan pada tahun 2021. Proses pengujian akan melewati Kemenkes, sementara produksi vaksin akan ditangani pihak BUMN atau swasta.

"Kami optimistis (vaksin) bisa ditemukan akhir tahun ini. Jadi nanti Indonesia gak hanya jadi market uji klinis (dari luar negeri) doang," katanya.

3. Kemenristek mengucurkan anggaran Rp90 miliar untuk mendanai riset penanganan COVID-19

Kemenristek Taksir Anggaran Rp5,5 T untuk 340 Juta Ampul Vaksin CoronaIlustrasi. (ANTARA FOTO/Rahmad)

Sebelumnya, Kemenristek mengucurkan anggaran Rp90 miliar untuk mendanai kegiatan Konsorsium Riset dan Inovasi dalam penanganan COVID-19 di Indonesia.

"Siapa pun yang mendapatkan penugasan dan pendanaan ini bisa bekerja seoptimal mungkin dalam satu tujuan berkarya dan bekerja ikut membantu rekan kita sebangsa se-Tanah Air untuk memerangi COVID-19," kata Bambang seperti dikutip dari Antara.

Hingga saat ini, sudah terdistribusi Rp60,6 miliar untuk anggaran riset dan inovasi yang berkontribusi pada penanggulangan pandemik COVID-19 di Tanah Air. Dana itu telah dikucurkan untuk membiayai 134 proposal pada tahap pertama.

Program pendanaan konsorsium riset dan inovasi dalam penanganan COVID-19 itu mencakup pencegahan, screening, dan diagnosis, alat kesehatan dan pendukung termasuk alat pelindung diri, obat-obatan dan terapi, multicenter clinical trial, serta sosial-humaniora, dan public health modelling.

Baca Juga: Terima Mandat Jokowi, Unair Ingin Ciptakan Vaksin Lokal COVID-19

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya