Lewat Batik Sakera, Suci Wijayanti Jadikan Batik Tulis Mendunia 

Produk lokal tradisional Indonesia tapi brand internasional

Jakarta, IDN Times - Memutuskan mundur dari pekerjaan dan terjun ke dunia usaha adalah hal yang cukup berat bagi Suci Wijayanti. Bagaimana tidak, ia sudah berada dalam posisi nyaman. Bermula dari trainer bahasa Inggris, kemudian diangkat menjadi supervisor bahasa Inggris untuk program pembiasaan bahasa asing di sekolah bertaraf internasional. Ia juga didapuk sebagai program manajer area Jawa Barat untuk mapping kurikulum bertaraf internasional dari perusahaan asing Australia. 

Namun, Suci yakin, usaha yang dirintisnya akan membuahkan hasil. Kecintaannya terhadap batik membuatnya bersemangat untuk merambah pasar internasional. Perempuan berdarah Sumenep, Madura itu ingin batik tulis daerah tak hanya berkelas, tetapi juga menjadi pusat inspirasi fesyen di dunia.

Baca Juga: Dukung Wirausaha Kreatif, Blibli.com Beri Hadiah Total Rp1,3 Miliar

1. Merintis usaha batik tulis Madura sejak 2013

Lewat Batik Sakera, Suci Wijayanti Jadikan Batik Tulis Mendunia IDN Times/Indiana Malia

Usai mundur (resign) dari pekerjaannya, Suci mulai merintis usaha batik pada 2013. Mulanya, ia membuat brand Ghina Batik yang diambil dari nama anaknya, Ghina. Setelah menetap di Jakarta, ia mengubah brand menjadi Batik Sakera pada 2016.

Bermodal Rp150 ribu, ia menyerahkan logo yang diukirnya sendiri ke desain grafis. Setelah itu, ia menyewa pengacara untuk membantunya membuat hak atas kekayaan intelektual (HAKI). 

"Sebelum saya punya kain dan sebagainya, itu saya bikin HAKI dulu. Ini kudu lolos, makanya saya pakai pengacara. Bukan hanya konsultan HAKI, tapi benar-benar pengacara yang bisa mengamankan kesuksesan sertifikat HAKI Batik Sakera," kata Suci saat ditemui IDN Times di butik Batik Sakera, Jakarta Selatan. 

Suci menjelaskan, brand batik terinspirasi dari Sakera, jawara dari Madura, Jawa Timur. Menurut dia, Sakera adalah seorang pahlawan atau 'Robin Hood' yang membantu rakyat jelata. Dari situlah ia terinspirasi keberanian Sakera membela masyarakat miskin. Suci pun ingin memberdayakan para pengrajin batik.

"Nah, di situ sesuai dengan visi Batik Sakera, cuma mungkin beda segmen. Batik Sakera ingin melestarikan batik tulis, memberdayakan para perajin, mengekspose batik tulis ke ranah nasional dan internasional," ungkapnya.

2. Memberdayakan perajin batik lewat "door to door"

Lewat Batik Sakera, Suci Wijayanti Jadikan Batik Tulis Mendunia IDN Times/Indiana Malia

Dalam menjalankan usahanya, Suci melakukan "door to door" ke tempat para perajin batik. Hal itu ia mulai dari Sumenep, Pamekasan, dan daerah-daerah lain di Madura. Dengan sepeda motor, ia berkeliling mencari tempat perajin batik.

Ia pun bertanya mengenai keuntungan dari membatik, satu hari bisa membatik berapa banyak, motif apa saja, dan sebagainya. Ia berupaya membangun hubungan emosional dengan para perajin.

"Di situ saya datangin satu-satu langsung ke perajin, bukan tengkulak. Akhirnya, saya mau ngasih order kepada mereka seragam batik tulis, karena waktu itu saya dapat orderan dari sekolah Islam untuk batik tulis SD, SMP, SMA, sama guru-guru dan staf yayasannya. Di situ saya beli kain putihnya, lalu saya beli sendiri, saya bawa sendiri ke penjahit. Saya membangun hubungan sama mereka, engagement secara emosional. Saya duduk bersama mereka saat mereka membatik," tuturnya.

Dengan mendengarkan aspirasi langsung dari perajin, kata Suci, loyalitas mereka terhadap Batik Sakera akan terbangun. Hingga saat ini, Suci telah mempekerjakan 20 perajin batik dari Madura. Ia ingin membangun brand Batik Sakera dari tanah kelahirannya dahulu, baru merambah daerah-daerah lain.

"Saya lihat kekentalan proses batik tulis itu masih ada di Madura. Karena saya tahunya Madura ya, ya sudah saya dalami daerah saya sendiri dulu. Daerah Sunab, Pamekasan, dan Pangkalan, itu saya jelajahin. Saya ingin tahu dari arah mana nih saya bisa masuk ke mereka untuk meng-goal-kan visi misi saya meningkatkan taraf perekonomian mereka," kata Suci.

3. Konsisten memproduksi batik tulis hingga menambah SDM

Lewat Batik Sakera, Suci Wijayanti Jadikan Batik Tulis Mendunia IDN Times/Indiana Malia

Dari para perajin itu, kata Suci, ia berupaya memproduksi batik sesuai brand image Batik Sakera. Ada ciri khas tersendiri yang membuat orang dapat mengenali motif Batik Sakera tanpa melihat labelnya langsung. 

"Ketika saya mau melakukan inovasi, kan saya membutuhkan mereka untuk mewujudkan atau merealisasikan motif batik sesuai dari pemikiran inovatif saya gitu. Kemampuan mereka harus saya angkat juga. Karena ini bukan mesin, ini manusia. Saya banyak belajarlah sama mereka, harus kayak gitu," katanya.

Kendati saat ini banyak kain bermotif batik bertebaran dengan harga miring, Suci tak takut kehilangan pangsa pasar. Batik Sakera didirikan untuk melestarikan batik tulis. Menurut dia, kain batik asli adalah yang melalui proses mencanting, pewarnaan, pencelupan, lalu dilorot. Itulah proses membatik yang orisinal.

"Jadi yang saya namakan batik adalah sebuah produk yang dilakukan dengan proses membatik gitu. Ya memang tradisional, yang sudah diajarkan oleh leluhur kita. Jadi kalau ada kain yang hanya bermotif batik, itu belum tentu batik. Kita perlu tanya dulu prosesnya seperti apa. Apakah itu mesin yang bergerak lalu menghasilkan kain yang bermotif lalu dia disebut batik? No. Itu sebuah kain dengan motif batik. Yang real batik adalah kain yang melalui proses membatik, menggunakan peralatan-peralatan membatik, dan tidak mengubah sedikit pun dari situ," kata Suci. 

Walaupun permintaan terhadap kain bermotif batik cukup tinggi, Suci berpikir sebaliknya. Kebutuhan pasar tak melulu dipenuhi dengan kain pabrikan, melainkan dengan penambahan sumber daya manusia, yaitu para perajin batik. 

4. Kolaborasi dengan perajin batik dan aparat desa sangat dibutuhkan

Lewat Batik Sakera, Suci Wijayanti Jadikan Batik Tulis Mendunia IDN Times/Indiana Malia

Suci mengatakan, batik tulis perlu dilestarikan. Hal itu bisa dilakukan melalui kerja sama dengan para perajin batik, aparat desa atau wilayah desa yang menghasilkan batik tulis. 

"Perlu berkolaborasi sama mereka. Di situ kenapa Batik Sakera ingin memberdayakan batik tulis. Kami ingin punya one village, one production house Batik Sakera. Kalau ada desa yang berpotensi menghasilkan batik tulis, di situ kami ingin ada home industry of Batik Sakera yang bekerja sama dengan beberapa perajin di situ," jelasnya.

Dengan memperbanyak home industry Batik Sakera, kata Suci, kebutuhan pasar bisa terpenuhi. Untuk meningkatkan level ekonomi perajin, Batik Sakera mengadakan pelatihan untuk para perajin batik. Itu dilakukan tidak hanya untuk memperbaiki kualitas batik, melainkan juga meningkatkan kualitas SDM.

"Kita perlu terjun ke bawah untuk membantu mereka mempunyai pemahaman 'oh iya saya mau mendapatkan peningkatan kesejahteraan. Berarti saya harus memproduksi berapa batik dalam satu bulan', begitu," ungkap Suci.

5. Jaringan yang luas jadi kunci dalam pemasaran produk

Lewat Batik Sakera, Suci Wijayanti Jadikan Batik Tulis Mendunia Dok.IDN Times

Menurut Suci, membangun jaringan adalah kunci utama dalam memasarkan produk. Di era digital yang membuat semua orang mudah terkoneksi, Suci mencoba memasarkan produknya ke luar negeri. Melalui platform profesional LinkedIn, ia berkenalan dengan banyak orang.

"Saya sudah membangun hubungan saya secara luas di LinkedIn, memang di situ saya lihat LinkedIn sebagai media profesional. Dan untuk go international, memang sudah saya sasarkan. When i want to go to international class, i would to go to LinkedIn," kata Suci.

Di platform tersebut, ia membangun jejaring dengan eksekutif muda, CEO, hingga pejabat dari berbagai negara seperti Luxembourg, Bulgeria, Australia, Brazil, India, dan banyak lagi. Pada 2016, Suci memproduksi 100 kain batik dan dipasarkan di Gading Serpong Summarecon. Saat itu ia difasilitasi oleh rekannya dari Singapura. Tak hanya itu, ia juga berkesempatan untuk membuka showroom di Brasil tahun ini. 

"Sekarang saya merasa interest orang banyak banget. Jadi, semangat saya bahkan tumbuh dari mereka yang mengapresiasi dari Luxembourg, dari mana-mana," kata Suci.

Saat ini, butik Batik Sakera bisa ditemukan di 3 lokasi yaitu Halal Park Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, terminal 1 area kedatangan, dan di Jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan. 

"Sebagai tangan kedua dari perajin, untuk memasarkan apa yang mereka hasilkan memang harus punya kapasitas dan relasi seluas-luasnya," kata Suci.

6. Batik Sakera menyasar konsumen kelas menengah atas

Lewat Batik Sakera, Suci Wijayanti Jadikan Batik Tulis Mendunia IDN Times/Indiana Malia

Bila kebanyakan pengusaha mengembangkan market di dalam negeri, Suci berpikir sebaliknya. Melalui relasi yang dibangunnya, pasar luar negeri menjadi incarannya. Suci ingin Batik Sakera menjadi international brand yang membanggakan Indonesia. Konsumen kelas menengah ke atas menjadi sasarannya. 

"Bahwa dari negara Indonesia ini mempunyai brand internasional yang produknya tradisional, lokal, dan original yang memberdayakan masyarakat sekitar. Saya ingin seperti brand-brand ternama lainnya seperti LV, Hermes. Saya ingin artis Indonesia itu bangga, mereka pakai Batik Sakera, begitu pula artis-artis internasional," kata Suci.

Menurut Suci, luasnya jaringan menjadi kunci dalam mengembangkan brand. Kemampuan komunikasi dan mempertahankan hubungan adalah skill yang harus terus diasah. 

Saat ini, Suci fokus pada pengembangan website Batik Sakera. Dia amat selektif mencari tim yang bisa mengembangkan website BatikSakera.com dengan sentuhan internasional. Dia ingin tampilan website tersebut mewakili produk dijual.

"Sekarang saya kan lagi mempersiapkan produksi untuk batik pengantin, batik gaun, batik pesta. Saya ingin pendekatan terhadap artis-artis ibu kota, biar mereka naik panggung, nyanyi pakai Batik Sakera gitu. Berarti kan saya harus menyediakan batik yang proper untuk mereka pakai di atas panggung, di televisi. Jadi lagi mempersiapkan brand Sakera itu dari semua sisi. Banyak hal yang sedang saya persiapkan," katanya.

Jika produk Batik Sakera sudah sukses di luar negeri, kata Suci, barulah ia membidik pasar Indonesia. Menurut Suci, strategi itu ia lakukan lantaran banyak masyarakat menengah ke atas yang masih berkiblat pada tren fesyen luar negeri.

"Mereka mau pakai kalau orang luar sudah pakai. Bagusnya sih nilai ekonomis Batik Sakera jauh lebih tinggi. Nah, kalau kita sudah punya image internasional kita kasih harga segitu, lo gak bisa nawar lagi," kelakarnya. 

Kini Suci sama sekali tak menyesali keputusannya untuk resign. Sebab, ada hal yang ia perjuangkan, yaitu batik tulis go international, brand kelas internasional, produk lokal tradisional Indonesia. 

"Jadi brand internasional, produk lokal Indonesia dan itu tradisional. Produk lokal bisa banyak, tapi ya itu tradisional. Belum ada yang branded. Ada sisi yang saya perjuangkan itulah, yang benar-benar membuat saya 'ya sudah semua saya lepaskan, saya mulai dari awal, bahkan saya mulai dari nol," kata Suci.

7. Pertumbuhan Batik Sakera mencapai 1.000 persen sejak didirikan

Lewat Batik Sakera, Suci Wijayanti Jadikan Batik Tulis Mendunia IDN Times/Indiana Malia

Berbicara mengenai profit, Suci enggan menyebut angka. Namun, ia mengakui, keuntungan yang diperoleh hingga saat ini cukup untuk menutupi biaya operasional di 3 lokasi hingga menambah produk. Sejak rebranding pada 2016, kata Suci, pertumbuhan Batik Sakera sudah melewati 1.000 persen. 

"Kami punya target di 2020, nominal yang cukup fantastis, tapi nantilah," ujarnya.

Dalam membangun suatu usaha, kata Suci, suka dan duka akan selalu ada, dari sisi pendanaan misalnya. Suci membangun bisnis Batik Sakera secara organik. Kendati ada pihak bank yang menawarkan pinjaman ratusan juta, ia menolak. 

"Saya punya prinsip, kalau saya menjalankan bisnis saya lebih organik lagi, itu pondasi saya lebih kuat lagi, akarnya lebih kuat, lebih luas, lebih besar. Jadi ketika nanti saya besar, pohonnya besar, rindang. Angin sebesar apa pun karena akarnya kuat, tebal, besar dan ya sudah kita akan bertahan. Seperti itu sih," katanya.

8. Second brand bakal jadi alternatif batik tulis kelas menengah ke bawah

Lewat Batik Sakera, Suci Wijayanti Jadikan Batik Tulis Mendunia IDN Times/Indiana Malia

Menghadapi banyaknya permintaan batik tulis, Suci berencana membuat second brand untuk kelas menengah ke bawah. Harga yang ditawarkan amat terjangkau, mulai dari Rp300 ribu. 

"Yang penting itu batik tulis, tapi motifnya tidak banyak, dan itu tidak rumit, jadi bisa terjangkau harganya," kata Suci.

Dia sudah menyiapkan nama brand tersebut, namun belum HAKI sehingga belum bisa disebutkan. Terpenting, ia berharap batik tulis lebih diapresiasi lagi. Ke depan, ia juga ingin memproduksi batik di luar daerah Madura. 

"Ya tidak menutup kemungkinan, cuma sekarang kami masih concern dengan batik Madura dulu. Kami mau bikin sebuah pola sukses. Pertama, melestarikan batik tulis, memberdayakan perajin, ini polanya kan kudu nyata dulu. Perajin ini secara merata di Madura harus saya sentuh secara keseluruhan, dan membuktikan berapa presentase kesejahteraan mereka naik setelah bergabung dengan Batik Sakera. Nah, setelah pola ini sukses, ya kami akan bawa ke daerah-daerah lain," kata Suci.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya