Menghijau Lagi! IHSG 6 Agustus Ditutup di Level 5.178 

Dipicu sentimen saham regional Asia dan pasar AS

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 51,221 poin atau 1,0 persen ke level 5.178,2. Sementara, indeks LQ45 juga menguat 9,89 poin atau 1,23 persen menjadi 811,58.

1. Sebanyak 12,29 miliar lembar saham diperdagangkan

Menghijau Lagi! IHSG 6 Agustus Ditutup di Level 5.178 Ilustrasi Harga Saham Naik (Bullish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Frekuensi perdagangan saham sore ini tercatat 822.359 kali transaksi. Saham yang diperdagangkan sebanyak 12,29 miliar lembar saham senilai Rp11,123 triliun. Sebanyak 271 saham naik, 158 saham turun, dan 151 saham tidak bergerak.

Baca Juga: Riset Lifepal: IHSG Naik Kalau Dow Jones Naik, Bagaimana Faktanya? 

2. IHSG menguat dipicu sentimen saham regional Asia dan pasar AS

Menghijau Lagi! IHSG 6 Agustus Ditutup di Level 5.178 Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020) (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Menurut Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah, penguatan IHSG didukung sejumlah faktor. Salah satunya saham regional Asia yang diperkirakan menguat imbas dari pasar AS yang naik pada perdagangan Rabu kemarin.

"Sentimen lainnya yaitu optimisme bahwa Pemerintah Amerika Serikat akan segera sepakat soal paket bantuan fiskal bagi yang terdampak pandemik, indeks bursa berjangka AS yang dalam posisi menguat, serta rupiah yang diperkirakan apresiasi terhadap dolar AS," ujar Alfiansyah dilansir dari ANTARA.

3. Pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen

Menghijau Lagi! IHSG 6 Agustus Ditutup di Level 5.178 Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus hingga 5,32 persen. Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.

Kontraksi konsumsi rumah tangga tercatat hingga 5,51 persen. Dua komponen yang masih mencatatkan pertumbuhan positif yakni perumahan dan perlengkapan rumah tangga 2,36 persen, serta kesehatan dan pendidikan 2,02 persen.

Sementara, kontraksi yang terdalam adalah restoran dan hotel sebesar 16,53 persen. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal II 2020 juga mengalami kontraksi terdalam kedua sebesar 8,61 persen, dengan seluruh komponen terkontraksi.

Konsumsi pemerintah terkontraksi 6,9 persen. Selain itu ekspor barang dan jasa terkontraksi 11,66 persen. Impor barang dan jasa terkontraksi 16,96 persen, dengan rincian impor barang terkontraksi 12,99 persen dan impor jasa terkontraksi 41,36 persen.

Kendati mengalami pertumbuhan minus pada kuartal II 2020, tetapi Indonesia secara formal belum disebut resesi. Definisi resesi terjadi ketika pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut. Indonesia akan resmi masuk jurang resesi jika pertumbuhan ekonomi kembali negatif di kuartal III 2020.

Baca Juga: IHSG Masih Kebal, Meski Pertumbuhan Ekonomi Minus 5,32 Persen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya