Meski Penjualan Anjlok, Masyarakat Masih Ingin Beli Kendaraan Baru 

Penjualan mobil Januari-Juli 2020 hanya 286.215 unit

Jakarta, IDN Times - Daya beli masyarakat Indonesia dinilai masih cukup kuat di tengah pandemik COVID-19. Wakil Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengatakan, mereka masih ingin memiliki dan membeli kendaraan baru.

"Survei kami, meskipun daya beli orang turun akibat pandemi, namun tetap ingin memiliki kendaraan," kata Henry dikutip dari ANTARA, Selasa (18/8/2020).

Baca Juga: Resmi Meluncur! Harga Toyota Corolla Cross Interior dan Fitur-Fiturnya

1. Potensi pasar mobil di Indonesia masih besar

Meski Penjualan Anjlok, Masyarakat Masih Ingin Beli Kendaraan Baru 

Henry melanjutkan, tingkat kepemilikian kendaraan, khususnya mobil, di Indonesia masih rendah dibandingkan negara tetangga. Ia mencontohkan di Malaysia, tingkat kepemilikan mobil mencapai 400:1.000. Kemudian Thailand 200:1000. Sementara, Indonesia masih 90:1000.

"Jadi potensi (pasar mobil) di Indonesia masih sangat besar," ujarnya.

Karena itulah, lanjut Henry, Toyota Indonesia masih yakin pada pasar mobil di Indonesia bakal tumbuh. Meskipun ia mengakui akibat pandemik COVID-19 penjualan mobil di Indonesia anjlok.

2. Penjualan mobil anjlok imbas COVID-19

Meski Penjualan Anjlok, Masyarakat Masih Ingin Beli Kendaraan Baru toyota.astra.co.id

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaran Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil di Indonesia pada Januari-Juli 2020 mencapai 286.215 unit, anjlok dari pencapaian periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 1 juta unit.

Penjualan terendah pada Mei 2020 yang hanya mencapai 3.500-an unit, secara wholesales turun dibanding April yang mencapai 7.871 unit. Namun, naik pada Juni 2020 menjadi 12.623 unit dan kembali meningkat pada Juli menjadi 25.283 unit.

"Kami berharap Mei adalah dasar (bottom) penjualan mobil, setelah itu naik terus," kata Henry.

Menurut dia, penjualan mobil turun karena keterbatasan orang untuk keluar rumah akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Apalagi, kata dia, pemerintah membeli berbagai stimulus atau insentif untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

3. Kontribusi pembeli mobil pertama hanya 40 persen

Meski Penjualan Anjlok, Masyarakat Masih Ingin Beli Kendaraan Baru toyota.astra.co.id

Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy menambahkan, sebelum pandemik COVID-19 kontribusi penjualan mobil terbesar berasal dari segmen mereka yang baru pertama kali membeli mobil (mobil pertama), dengan kontribusi 55 persen. Sisanya berasal dari pembeli mobil tambahan (mobil kedua) dan pembeli yang ingin ganti mobil (replacement).

"Namun, kini kontribusi pembeli mobil pertama turun, hanya 40 persen. Sisanya 60 persen didukung oleh kontribusi mereka yang membeli mobil tambahan dan replacement," kata Anton.

Karena itulah TAM bekerja sama dengan lembaga pembiayaan (leasing) PT Astra Credit Company (ACC) dan PT Toyota Astra Finance (TAF), membuat beragam program untuk mendongkrak minat kepemilikan mobil baru seperti lewat Deal Cermat (ACC) dan Kinto One (TAF).

Baca Juga: Tren Spons Biru di Mobil-mobil Korsel, Ternyata Ini Rahasianya 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya