Organda: Omzet Pengusaha Bus dan Logistik Anjlok Sampai 100 Persen

Pekerja bagian operasional paling terdampak

Jakarta, IDN Times - Omzet pengusaha bus anjlok 75 persen hingga 100 persen akibat dampak wabah virus corona baru, COVID-19. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda), Ateng Aryono.

“Untuk angkutan penumpang kalau sekarang kami sudah turun drastis sekali dari seluruh rata-rata angkutan yang ada,” kata Ateng seperti dikutip dari Antara, Senin (6/4).

1. Omzet menurun sejak pengumuman pasien COVID-19 pertama

Organda: Omzet Pengusaha Bus dan Logistik Anjlok Sampai 100 PersenIlustrasi pemudik. IDN Times/Andra Adyatama

Ateng menjelaskan, penurunan omzet mulai terjadi ketika diumumkannya pasien COVID-19 pertama. Kemudian, disusul dikeluarkannya kebijakan jaga jarak (physical distancing dan social distancing) oleh pemerintah, serta ditutupnya tempat wisata sehingga angkutan wisata terhenti.

Bahkan, angkutan perkotaan di Jabodetabek maupun daerah lain turut menurun. "Karena yang beroperasi hanya 17 sampai 20 persen saja sehingga omzetnya juga anjlok," ujarnya.

Baca Juga: Tantang Orang yang Menuduhnya Soal Bus AKAP, Luhut: Datang Buktikan!

2. Omzet angkutan logistik turut anjlok

Organda: Omzet Pengusaha Bus dan Logistik Anjlok Sampai 100 PersenIlustrasi penyimpanan logistik di Gudang Bulog Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ateng menyebut untuk angkutan logistik dan barang secara gradual juga sudah mengalami penurunan omzet antara 50 persen sampai 60 persen.

“Teman-teman mengatakan 50 sampai 60 persen (omzet turun). Fakta itu terlihat di lapangan sampai sisi barang-barang tertentu sudah susah kita dapatkan termasuk obat-obatan,” ujarnya.

3. Pekerja bagian operasional paling terdampak

Organda: Omzet Pengusaha Bus dan Logistik Anjlok Sampai 100 PersenMenjelang arus mudik libur Natal dan Tahun Baru, para awak bus di Terminal Besar Kota Tegal, diperiksa kesehatannya, Selasa (17/12) siang. IDN Times/Haikal Adithya

Menurut dia, pihak yang paling terdampak dari wabah virus corona di sektor transportasi adalah pekerja bagian operasional. Sebab, mereka tidak akan mendapatkan gaji apabila tidak bekerja.

“Kami rasakan untuk seluruh awak kami yang berkaitan dengan operasional yang tidak bekerja maka tidak dibayar. Mereka sungguh kasihan meski berbagai perusahaan melakukan back up tapi saya rasa ini tidak akan berjalan panjang,” ungkap Ateng.

Ia berharap pemerintah segera mengeluarkan kebijakan agar mampu membantu para pekerja di bidang transportasi.

“Hal-hal ini yang kami rasakan kalau industri transportasi tanpa ditolong akan terjadi sesuatu yang berat, pasti recovery-nya sangat berat,” ujarnya.

Baca Juga: Pemerintah Pusat Tunda Keputusan Anies Setop Bus AKAP

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya