Penurunan Giro Bank Tidak Efektif Dongkrak Kredit, Mengapa?

Masyarakat masih menahan konsumsi

Jakarta, IDN Times - Penurunan giro wajib minimum (GWM) bisa menambah likuiditas perbankan. Bank Indonesia telah menurunkan GWM sebesar 50 basis poin (bps). Hal itu seharusnya membuka peluang peminjaman kredit. Namun, itu tak serta merta bisa mendongkrak perekonomian Indonesia.

"Ketidakpastian ekonomi global masih jadi alasan. Saya punya banyak amunisi nih, kredit, tapi kalau misalnya orang gak mau pinjam karena menahan konsumsi, menahan ekspansi bagaimana? Kan nanti gak ada yang beli juga?" ungkap Chief Economist Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean di Jakarta, Selasa (26/11).

1. Para pelaku usaha kini lebih selektif sebelum memproduksi barang

Penurunan Giro Bank Tidak Efektif Dongkrak Kredit, Mengapa?IDNTimes/Holy Kartika

Adrian menjelaskan, banyak pelaku usaha yang menunda keputusan bisnis. Hal itu disebabkan bayangan ketidakpastian ekonomi, baik yang muncul dari sisi global maupun domestik. Para pelaku usaha akan lebih selektif sebelum melakukan produksi.

"Ke depan saya juga harus tahu, apakah barang yang saya produksi tetap diminati? Nanti saya bikin apartemen gak ada yang beli karena masyarakat belanjanya sepatu?" Adrian mencontohkan.

Baca Juga: Mulai Awal 2020, Bunga Kredit UMKM Turun, Pinjaman Naik Rp50 Juta

2. Pertumbuhan kredit 2020 diprediksi hanya berkisar 8-9 persen

Penurunan Giro Bank Tidak Efektif Dongkrak Kredit, Mengapa?IDN Times/Mela Hapsari

Akibatnya, kata Adrian, permintaan terhadap kredit berkurang. Adrian memprediksi pertumbuhan kredit 2020 hanya berkisar 8-9 persen.

"Setelah GWM turun, apa yang dilakukan? Kelihatannya bank tetap placement ke Bank Indonesia. Kalau ini terjadi, penurunan GWM gak bikin kredit terdongkrak, karena isunya bukan hanya likuiditas," paparnya.

3. Ketidakpastian ekonomi global mengubah pola konsumsi masyarakat

Penurunan Giro Bank Tidak Efektif Dongkrak Kredit, Mengapa?Diskusi Bersama Chief Economist CIMB Niaga (IDN Times/Indiana Malia)

Menurut Adrian, ketidakpastian ekonomi global telah mengubah pola konsumsi masyarakat. Permintaan kredit otomotif, kredit tanpa agunan (KTA), apartemen, hingga rumah turun.

"Karena gak yakin (ekonomi) ke depan gimana, jadi gak beli motor, mobil. Konsumsi berkurang dan lebih banyak nabung. Selama 2 tahun terakhir banyak yang mengamankan uangnya di deposito. Artinya, dia gak mau konsumsi," katanya.

Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Kian Melambat, Ini Sebabnya

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya