Perang Dagang AS-Tiongkok Pengaruhi Dinamika Investasi dan Konsumsi RI

Perekonomian Indonesia 2020 akan menghadapi banyak tantangan

Jakarta, IDN Times - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok masih berlanjut. Ditambah pertumbuhan perekonomian dunia yang stagnan, hal itu berpengaruh pada dinamika investasi dan konsumsi dalam negeri.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan diprediksi masih stagnan, ya, di kisaran 5 persen," ungkap Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Adrian Panggabean di Jakarta, Selasa (26/11).

1. Pelaku usaha diharapkan tetap optimis

Perang Dagang AS-Tiongkok Pengaruhi Dinamika Investasi dan Konsumsi RIDiskusi Bersama Chief Economist CIMB Niaga (IDN Times/Indiana Malia)

Adrian mengatakan, kendati perekonomian Indonesia tahun depan dibayangi sejumlah tantangan, para pelaku usaha diharapkan tetap optimistis. Menurut dia, perekonomian tentu tak lepas dari tantangan, tapi tentu saja para pelaku pasar harus menatap ke depan dengan optimistis.

"Manfaatkan setiap peluang, terutama dalam kondisi market yang masih volatile,” katanya.

2. Pemerintah perlu mempertimbangkan solusi jangka pendek hingga menengah

Perang Dagang AS-Tiongkok Pengaruhi Dinamika Investasi dan Konsumsi RIDiskusi Bersama Chief Economist CIMB Niaga (IDN Times/Indiana Malia)

Baca Juga: Dibayangi Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Diprediksi Melambat

Adrian lantas menyarankan sejumlah solusi. Dalam jangka pendek, mengingat keterbatasan kebijakan moneter, pemerintah perlu mempertimbangkan pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mendekati 3 persen. Hal itu dilakukan dengan merumuskan secara detail kebijakan suplementer yang mampu mereduksi efek negatif dari pelebaran defisit.

"Dalam jangka pendek-menengah, pemerintah perlu agresif menaikkan kontribusi dividen BUMN terhadap APBN melalui penurunan biaya yang signifikan dan peningkatan produktivitas yang optimal. Juga, perlu memanfaatkan potensi pembiayaan lewat mekanisme sekuritisasi aset pemerintah," ungkapnya.

3. Pendapatan asli daerah perlu dinaikkan secara netral

Perang Dagang AS-Tiongkok Pengaruhi Dinamika Investasi dan Konsumsi RIDiskusi Bersama Chief Economist CIMB Niaga (IDN Times/Indiana Malia)

Menurut Adrian, pemerintah dan regulator perlu segera melakukan terobosan dalam meningkatkan mobilisasi tabungan dalam negeri lewat reformasi besar-besaran di industri dana pensiun dan social security. Selain itu, pemerintah daerah juga harus menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara netral.

"Itu untuk mengurangi ketergantungan daerah terhadap dana alokasi dari pusat,” papar Adrian.

Baca Juga: Perang Dagang AS-Tiongkok, BI Minta Pengusaha Jeli

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya