Perang Dagang Belum Pulih, Masyarakat Diminta Cermat Sebelum Investasi

Pergerakan pasar modal mengikuti kondisi ekonomi

Jakarta, IDN Times - Masyarakat diminta cermat dalam memilih produk investasi. Sebab, perekonomian global masih bergejolak.

"Perekonomian global ini berdampak bagi investasi sehingga nasabah perlu mencermati apa yang sedang terjadi saat ini," ungkap CEO Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi di Jakarta, Selasa (17/12).

1. Nilai investasi dipengaruhi perekonomian global

Perang Dagang Belum Pulih, Masyarakat Diminta Cermat Sebelum InvestasiAFP/Jim Watson

Michael mengatakan, nilai investasi bukan hanya dipengaruhi kondisi perekonomian lokal, tapi juga global. Apalagi perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar di dunia, Tiongkok dan Amerika Serikat, belum menemui titik terang.

"Ini jadi trigger point bagi investasi. Sehingga kalau nantinya sulit dicapai kesepakatan meski sekarang ada tanda-tanda positif, ini jadi hal yang perlu kita perhatikan," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Masih Sulit Ambil Manfaat dari Perang Dagang, Ini Sebabnya 

2. Pergerakan pasar modal mengikuti kondisi ekonomi

Perang Dagang Belum Pulih, Masyarakat Diminta Cermat Sebelum InvestasiIlustrasi perang dagang Amerika dan China. newsinthephilippines.com

Menurut Michael, pasar modal mengikuti kondisi ekonomi. Apabila ekonomi turun, pasar modal pasti ikut turun. Michael pun berharap perekonomian Indonesia pada 2020 tetap stabil.

"Kami berharap gak terjadi (perlambatan ekonomi). Kami berharap beberapa inisiatif pemerintah seperti omnibus law itu bisa menembus perekonomian," ujarnya.

3. IHSG ditutup menguat

Perang Dagang Belum Pulih, Masyarakat Diminta Cermat Sebelum InvestasiIlustrasi memantau pergerakan saham. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore (17/12) ditutup menguat seiring aksi beli investor asing. IHSG ditutup menguat 32,76 poin atau 0,53 persen ke posisi 6.244,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 7,13 poin atau 0,71 persen menjadi 1.008,13.

"Koreksi IHSG sudah selesai pada support 6.200, dan investor asing net buy maka IHSG akan melanjutkan window dressing-nya," kata analis Panin Sekuritas William Hartanto seperti dikutip dari Antara.

Window dressing adalah strategi yang dilakukan oleh manajer investasi maupun perusahaan terbuka untuk mempercantik portofolio atau performa laporan keuangan sebelum ditampilkan kepada para pemegang saham.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 528.448 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10,47 miliar lembar saham senilai Rp8,14 triliun. Sebanyak 202 saham naik, 197 saham menurun, dan 157 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain indeks Nikkei menguat 113,8 poin atau 0,48 persen ke 24.066,1, indeks Hang Seng menguat 335,6 poin atau 1,22 persen ke 27.843,7, dan indeks Straits Times melemah 5,29 poin atau 0,17 persen ke posisi 3.200,8.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Harga Emas Antam Lagi Turun Nih, Waktunya Millenials Investasi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya